Para Buzzer Diintruksikan Langsung Oleh Jokowi Untuk Tebar Kebencian

Para Buzzer Diintruksikan Langsung Oleh Jokowi Untuk Tebar Kebencian

Di depan publik Jokowi dan Ahok ingin menghentikan ujaran kebencian tetapi diam-diam menginstruksikan pasukan melanjutkan, percuma. Negara dilarang memiliki pasukan cyber penyebar kebencian


Politisi Demokrat Sebut Para Buzzer Diintruksikan Langsung Oleh Jokowi Untuk Tebar Kebencian

Politisi Partai Demokrat, Andi Arief, mengungkapkan adanya akun-akun sosial media yang terus menebar kebencian atas instruksi langsung Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Akun yang dimaksud Andi Arief, di antaranya akun Twitter @kangdede78 yang dikenal milik Dede Budhyarto, seorang aktivis sosmed yang sering diundang Presiden Joko Widodo ke Istana.

“Akun @kangdede78 dan @digembok penyebar kebencian dinstruksikan langsung oleh Jokowi dan ahok, mereka berdua yang harus mengakhiri,” tulis Andi Arief di akun Twitter @andiarief_aa.

Pernyataan mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menyikapi pernyataan Presiden Jokowi yang meminta ujaran kebencian dihentikan. “Yang memulai harus mengakhiri,” tulis @andiarief mengomentari tulisan bertajuk “Jokowi Ingin Ujaran Kebencian Dihentikan”.

Menurut Andi, selama Jokowi dan Ahok terus menginstruksikan ‘peperangan’ dengan kebencian, tidak mungkin social media akan berhenti “peperangan putih”.

“Kalau di depan publik Jokowi dan Ahok ingin menghentikan ujaran kebencian tetapi diam-diam menginstruksikan pasukan melanjutkan, percuma. Negara dilarang memiliki pasukan cyber penyebar kebencian,” tegas @andiarief_aa.

Sebelumnya, saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2016, di Gedung Wale Ne Tou Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara (27/12), Presiden Jokowi meminta bangsa Indonesia agar sebaran kebencian, hasutan, fitnah, caci maki, dan semacamnya untuk dihentikan. Sebab menurut Jokowi, bila hal tersebut terus terjadi, bangsa Indonesia akan kehilangan identitas dan menjadi bangsa yang lemah.

“Apabila itu diteruskan, bangsa kita akan menjadi bangsa yang lemah dan pesimis. Kita tidak mau itu terjadi. Kita harus menjadi bangsa pekerja keras, bangsa yang optimis, dan bangsa pemenang. Jangan sampai energi kita habis untuk hal-hal yang tidak produktif,” tegas Jokowi.  (zonasatu)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda