Jakarta, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Sodik Mujahid mengaku heran dengan sikap over acting yang diperlihatkan kepolisian dalam menanggapi baik menjelang aksi super damai hingga berlangsungnya aksi bela Al Qur’an serta ulama dalam kegiatan dzikir dan do’a di Masjid Istiqlal Jakarta Pusat.
“Kepolisian kembali menunjukkan ketidakadilan, ketidakpercayaan dirinya dan kekurang matangnya dalam menghadapi situasi,” kata Sodik saat dihubungi, di Jakarta, Sabtu (11/2).
Jelang menggelar aksi 112, kepolisian kian agresif untuk menghambat agar aksi tidak dapat dilakukan, dari pernyataan tidak mengeluarkan izin hingga Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengultimatum bahwa aksi hanya sampai pukul 10.00 WIB, di tengah masa umat Islam kian berkumpul.
Menurut dia, itu menunjukan kekurangmatangan yang diperlihatkan kepolisian dalam menghadapi suatu situasi yang sudah berjalan damai sebelumnya (aksi 212). Masih dikatakan Sodik, sikap itu lantara memang polisi baru pada orde reformasi ini memegang penuh tugas yang awalnya diemban TNI.
“Karena kurang pengalaman itu maka dia overakting dan cenderung arogan gunakan kekuasaaan. Terlebih bahasa Kapolda Metro : ‘Kami larang dan jika melawan kami tangkap’, ini gaya TNI tahun 70-an ketika mereka dulu zaman awal orba diberi kekuasaan tangani demo yang lalu mereka berubah lebih bijak dan akomodatid dialogis,” ketus dia.
“Nah polisi baru sekarang ini diberi kewenangan sehingga over acting, kurang matang, gaya berkuasa bukan gaya silaturahmi kedepankan dialog sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” tandas politikus Gerindra itu. (Novrizal Sikumbang)