Ketua Umum GP Ansor sedang cari muka agar kebagian duit dari Ahog

Ketua Umum GP Ansor sedang cari muka agar kebagian duit dari Ahog

Harusnya GP Ansor jadi pelopor Muslim yang taat bukan pelopor ketidaktaatan pada Al Quran


Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas sedang mencari muka ke Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan mengatakan, guru Habib Rizieq adalah setan karena tidak memiliki sanad guru agama.

“Pernyataan Yaqut itu juga terkait dengan hasil Bahtsul Basail Ansor yang membolehkan pemimpin non muslim dan sekarang menuduh guru Habib Rizieq setan,” kata pemikir Islam, Muhammad Ibnu Masduki kepada suaranasional, Rabu (5/3).

Menurut Ibnu Masduki, tuduhan Yaqut kepada Habib Rizieq tidak berdasar karena Imam Besar FPI itu mempunyai sanad guru agama yang jelas. “Sanad guru Habib Rizieq itu Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, Habib Rizieq sewaktu belajar di Saudi belajar dengan para ulama Ahlussunah Waljamaah,” ungkap Ibnu Masduki.

Kata Ibnu Masduki, Yaqut harusnya mengetahui FPI dan Habib Rizieq itu dalam tradisi keagamaan mirip Nahdlatul Ulama (NU). “FPI sangat tegas dalam kemungkaran. Bahkan mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengakui FPI itu sama dengan NU dalam beribadahnya, mazhab Syafi’i, dalam aqidah menggunakan Asyariyyah dan tasawufnya Imam Ghazali,” jelas Ibnu Masduki.

Ibnu Masduki mengatakan, masyarakat makin tidak simpati cara yang dilakukan Ansor dengan seperti itu. “Saat ini kepercayaan terhadap FPI sangat tinggi terutama dalam menghadapi Ahok,” pungkas Ibnu Masduki.

Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Yaqut Qoumas membandingkan guru-guru yang dimiliki kiai pesantren NU karena memiliki sanad yang jelas. “Orang yang tidak punya guru berarti tidak punya sanad keilmuan yang jelas.

Coba sekarang siapa yang tahu gurunya Rizieq Shihab itu siapa? Tidak jelas gurunya. Berarti dia gurunya setan,” kata Yaqut dalam acara PKL khusus dosen di IAIN Tulungagung pada 2 Maret 2017 lalu.

Sementara itu...

GP Ansor yang membolehkan memilih pemimpin non muslim seperti anak durhaka kepada orang tuanya yaitu NU. “Harusnya GP Ansor jadi pelopor Muslim yang taat bukan pelopor ketidaktaatan pada Al Quran.

Apalagi durhaka pada orang tua (ulama-ulama sepuh NU) kelak bau surga pun tak akan dapat,” kata Dewan Pakar ICMI, Irjen Pol (Purn) Anton Tabah Digdoyo kepada suaranasional, Selasa (14/3). Anton mengibaratkan GP Ansor seperti durhaka kepada orang tuanya karena keputusan Batsul Masail Muktamar NU 1999 di Kediri melarang memilih pemimpin non muslim.

“Memilih calon pemimpin muslim itu bukan SARA, dan intoleransi karena sudah tercantum dalam Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW,” ungkap Anton. Menurut Anton, memilih pemimpin muslim juga dijamin dalam Pancasila dan UUD 45 terutama Pasal 29 ayat 1. (SN)

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda