Diperkirakan Pilkada Jabar akan semrawut jika diperbolehkan coblos hanya modal KTP

Diperkirakan Pilkada Jabar akan semrawut jika diperbolehkan coblos hanya modal KTP

Parahnya ada kejadian yang ditemukannya 3 buah KTP dibuat untuk satu orang, dengan data alamat yang berbeda, ini tentu memberikan kesempatan kepada si pemilik KTP untuk mencoblos di tiga tempat berbeda


Pilkada serentak di beberapa daerah semakin mendekati waktu kampanye dan segala persiapan sudah dilakukan oleh berbagai pihak yang sedang bertarung, bahkan para pendukung masing masing kandidat mulai menyiapkan dengan mencoba untuk menggandeng rekan rekan mereka agar mau ikut mencoblos pilihan mereka masing masing.

Namun beberapa kendala dilapangan dalam tiga bulan terakhir, terutama soal daftar jiwa pilih ternyata belum semuanya terakomodir dengan baik, karena beberapa keluhan disampaikan oleh warga pemilih. Seperti yang terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Salah satu tokoh wanita nasional yang biasa menuliskan kegiatan dan berbagai kepeduliannya baik terhadap kondisi sosial maupun politik menjadi salah satu daftar pilih yang belumterdaftar di KPU Jawa Barat.

Bahkan Naniek S Deyang, mensinyalir akan adanya kekacauan dalam persoalan penetapan jiwa pilih yang akan mencoblos pada tanggal 27 Juni 2018 nanti. Naniek tidak ingin menuduh siapapun, dirinya beralasan jika kesemrawutan akan terjadi karena mencontoh pada dirinya dan keluarganya.

"Kayaknya DPT ini bakal ruwet bayangkan saya ber-KTP Cibubur-Depok (satu rumah ada 6), lha kok yg kedaftar DPT Pilkada Jabar cuman 3, malah saya sendiri gak dapat. Repot nih soalnya RT plus Seketaris RW-nya gak satu aliran. Tadi tlp lurah katanya ntar aja milihnya bawa KTP." tulis Naniek S Deyang melalui akunnya @SDeyang.


Naniek tidak mengkritik kinerja KPU Jawa Barat, namun namanya yang belum terdaftar dalam daftar jiwa pilih, justru hanya diberikan solusi, cukup membawa KTP ke lokasi pencoblosan agar bisa ikut mencoblos. Namun sepertinya Naniek tidak begitu yakin dengan kondisi tersebut, mengingat saat ini banyak data dalam E-KTP milik warga Indonesia juga dimiliki oleh orang lain, dan kasus tersebut bukan hanya sekali terjadi, ketika terungkap dalam pelaksanaan pilkada DKI Jakarta.



KTP yang dimiliki oleh orang lain tersebut, dari seluruh data yang dirubah hanya pada bagian foto untuk menunjukkan jika KTP tersebut adalah benar milik pemegangnya, walaupun nama dan data lainnya bukan.

Bahkan parahnya ada kejadian yang ditemukannya 3 buah KTP yang dibuat untuk satu orang, dengan data alamat yang berbeda, dan ini tentu saja memberikan kesempatan kepada si pemilik KTP untuk mencoblos di tiga tempat berbeda. Dan belum lama ada warga Bandung memiliki dua buah KTP dengan foto yang dibuat berbeda, namun masih orang yang sama. Dan diperkirakan masalah tersebut masih banyak terjadi namun belum terungkap ke permukaan.

Kondisi ini wajar dikhawatirkan oleh Naniek, karena menurut Heikal, warga Kota Bekasi, dikarenakan diberitakan beberapa waktu lalu jika blangko E KTP hilang dalam jumlah fantastis mencapai jutaan jumlahnya.

"Kita semua pasti masih ingat ketika sebuah cerita terkait dengan hilangnya blangko E KTP, bahkan sampai saat ini masih banyak warga yang belum memiliki E KTP karena tidak jarang, ketika mengurus, petugas dukcapil mengatakan jika blangko E KTP habis, maka wajarlah jika mbak Naniek mengkhawatirkan persoalan bisa mencoblos walau hanya bermodalkan KTP saja," ujar Heikal pendiri sekaligus inisiator Heika Center. (PB)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel