Aktivis dari Pro Demokrasi menilai, tiga tahun di bawah kepemimpinan pengusung Tri Sakti Nawacita telah dengan jelas memperlihatkan Indonesia semakin terperangkap dalam kubangan neoliberalisme.
Menurut mereka, Tri Sakti dan Nawacita yang digadang-gadang sebagai solusi membasmi neoliberalisme nyatanya hanya dijadikan kedok meraup suara rakyat belaka.
“Wajah dan penampilan merakyat tidak menjamin keberpihakan pada garis Tri Sakti dan Nawacita. Tiga tahun membuktikkan bahwa wajah yang penuh senyum itu nyatanya menjadi komparador neolib di Indonesia,” kata Sekretaris Jenderal Jaringan Aktivis Pro Demokrasi, Satyo P, Jakarta, Senin 19/3/2018).
Satya menuturkan, seabrek kebijakan yang dicetuskan pemimpin yang mengusung Tri Sakti dan Nawacita itu telah memperlihatkan wajah aslinya sebagai sosok pro neolib.
“Seabrek kebijakan di antaranya menumpuk hutang, membuka kran impor, membuka masuknya TKA, membuat UU yang anti demokrasi, mencabut subsidi, membiarkan arogansi aplikator menghisap driver online, itu semua adalah wujud bengis neoliberalisme,” tegas Satyo.
Dia menegaskan, kondisi semacam ini membuat rakyat tak punya pilihan lain selain kata lawan. “Hanya satu kata, lawan!,” ucapnya.
“Panggilan perjuangan telah dikumandangkan. Kaum revolusioner pendukung demokrasi saatnya nyatakan perlawanan. Mari rapatkan barisan, usir neolib dari NKRI!,” tukasnya. (Alya Karen)