Bendahara Fraksi PDIP di DPR Alex Indra Lukman meminta, para pengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak hanya asal bicara. Dia ingin, partai oposisi juga memberikan solusi di balik kritiknya.
Salah satunya soal utang luar negeri. Teranyar, Ketum Gerindra Prabowo Subianto miris, Indonesia bergantung dengan utang luar negeri yang nilainya saat ini mencapai Rp 4 ribu triliun.
Alex menilai, jalan terbaik untuk membangun Indonesia saat ini adalah dengan utang. Oleh sebab itu, dia ingin Prabowo memberikan solusi untuk menyejahterakan rakyat selain dengan utang.
"Tanya ke beliau bagaimana caranya?" kata Alex saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (2/4).
Bank Indonesia (BI) melaporkan, utang luar negeri (ULN) akhir November 2017 tercatat USD 347,3 miliar atau sekitar Rp 4.636,455 triliun (kurs Rp 13.350 per USD).
Alex juga mengingatkan, utang yang dilakukan pemerintah Jokowi semata untuk pemerataan pembangunan. Peruntukan utang pun jelas untuk membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke.
Dia meminta agar partai oposisi justru mengapresiasi kebijakan pemerintah. Dengan nada menyindir, Alex menyebut utang dilakukan agar Indonesia tak bubar tahun 2030.
"Agar ikut mengapresiasi kerja keras Bapak Presiden Joko Widodo yang berutang untuk membangun infrastruktur seantero nusantara agar Indonesia tidak bubar 2030," kata Alex.
Beberapa waktu lalu, pidato Prabowo yang mengutip kajian luar negeri tentang prediksi Indonesia bubar 2030 menuai kontroversi. Belakangan diketahui, pidato itu mengutip novel berjudul Ghost Fleet karya Peter Warren Singer dan August Cole yang diterbitkan tahun 2015.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai oleh asing.
Hal itu disampaikan saat pidato dalam acara tur 'Prabowo Menyapa Warga' di Hotel Sutan Raja, Kabupaten Bandung, Jumat (30/3).
Dalam kesempatan itu, ia pun membandingkan luas wilayah negara Indonesia yang sama dengan benua eropa yang terbagi dalam 27 negara.
"Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian," katanya.
"Yang kita alami adalah kita ini susah sekarang. (Untuk mengatasi kemiskinan) nanti, selalu nanti. Sekarang ke mana? Yang bisa dilakukan (pemerintah) adalah mencetak utang untuk bayar pinjaman tahun lalu," jelasnya. (rnd)