Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau yang lebih dikenal dengan Cak Imin dipastikan akan maju menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Guna minta restu mencalonkan diri menjadi cawapres, Cak Imin mendatangi rumah mantan Ketua Umum Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii di Perumahan Nogotirto Elok II Jalam Halmahera D76, Gamping, Sleman, Minggu (1/4/2018).
Cak Imin bersama rombongan datang ke kediaman Buya pada pukul 11.30 WIB. Buya Syafii menyambut langsung kedatangan Cak Imin. Hanya saja pertemuan itu terlangsung tertutup. Pertemuan sendiri berlangsung sekitar satu jam.
Cak Imin usai pertemuan mengaku memang sengaja mendatangi Buya Syafii, terutama untuk minta doa restu sebagai persiapan dirinya maju sebagai cawapres. “Saya sowan kepada Buya minta doa restu, siapa tahu bangsa ini memang membutuhkan dirinya maju Cawapres,” ujar Cak Imin.
Hal ini penting, sebab dalam pemilu mendatang banyak kemungkinan yang akan terjadi, termasuk dirinya untuk bergabung dengan koalisi
tertentu. Apalagi semua koalisi masih mungkin, semuanya masih cair. “Tinggal kita tunggu satu bulan ini kristalisasinya,” ucapnya.
Menurut Cak Imin, meski ada pendapat-pendapat lain di dalam tubuh PKB yang memungkinan untuk bergabung dengan koalisi lain. Namun, dia menegaskan PKB masih menjadi bagian dari koalisi pemerintah dan hingga sekarang masih tetap konsisten bersama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Siapapun capresnya yang penting cawapresnya PKB. Yang jelas PKB masih fix dengan Pak Jokowi. Yang lain belum ada,” tandasnya.
Buya Syafii Maarif sendiri tidak berkomnetar banyak soal pertemuan tersebut. Terutama soal pencalonan Cak Imin menjadi Cawapres. Ia hanya mengatakan untuk masalah tersebut tidak mau menjadi partisan.
“Monggolah kalau mau maju menjadi Cawapres,” katanya.
Seusai pertemuan dengan Buya Syafii, Cak Imin melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Krapyak, Sewon, Bantul. Di sana, Cak Imin diagendakan melakukan konsolidasi politik ulama NU se-Indonesia menjelang Pilpres 2019. (ns)