Mantan Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Idrus Marham, dulu pernah ada di posisi yang berseberangan dengan Presiden Jokowi. Saat Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden, Idrus kerap kali menyindir dan mengkritiknya. Terlebih lagi saat itu dia merupakan koordinator Koalisi Merah Putih (KMP), atau pendukung dari lawan Jokowi yaitu Prabowo Subianto.
Namun ternyata pada 17 Januari 2018, Presiden Jokowi resmi melantik Idrus sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Lidah pun tak bertulang, Idrus yang dulu sering mengkritik Jokowi saat ini berubah haluan memuji-muji Jokowi di setiap kali kesempatan.
Lalu apa saja kah kritik dan puji Idrus untuk Jokowi dulu dan sekarang? Berikut rangkumannya;
Hanya modal popularitas
Saat Pilpres 2014, Idrus Marham pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Di setiap kampanye, Idrus sering menyindir jika memimpin bangsa tidak cukup hanya bermodal popularitas, tetapi juga kemampuan.
Seperti diketahui saat itu popularitas Jokowi lebih tinggi dibandingkan dengan rivalnya.
Puji suara merdu
Pujian Idrus Marham terhadap Presiden Jokowi mulai dilayangkan setelah dia menjadi menteri sosial. Salah satunya saat Idrus mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Pangan Rastra di Gedung Remaja Ciceri, GOR Maulana Yusuf, Kota Serang, Rabu (14/3).
Idrus memuji Jokowi sebagai sosok imam yang memiliki suara merdu. Terbukti saat melakukan lawatan ke Afghanistan, Jokowi menjadi imam di Masjid kompleks Istana Kepresidenan Agr, Kabul.
"Saya bisa beri bocoran, ya bocorannya, kalau Bapak Presiden ini jadi imam, pasti suaranya merdu. Ya Alhamdulillah. Di Afghanistan juga sudah jadi imam. Makmumnya Presiden Afghanistan. Juga banyak ulama di sana. Inikan luar biasa," katanya.
Politisi Golkar Idrus Marham meyakini Joko Widodo (Jokowi) kembali jadi pemenang di pemilihan Presiden 2019 mendatang. Dia prediksi, Jokowi menang dengan perolehan suara 65 persen.
"Kita punya keyakinan bahwa Jokowi dengan prestasi yang ada, peluangnya besar untuk memenangkan lebih dari 60 persen. Bahkan kita targetkan sampai 65 persen," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (16/4). (mdk)