Wah, Gubernurnya Sibuk Nyapres, Pertumbuhan Ekonomi NTB Jadi Terendah Se Indonesia

Wah, Gubernurnya Sibuk Nyapres, Pertumbuhan Ekonomi NTB Jadi Terendah Se Indonesia

Gubernur NTB dua periode itu doyan keliling Indonesia dalam rangka menyongsong pilpres tahun depan. TBG disebut-sebut sangat berambisi menjadi calon presiden atau calon wakil presiden


Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017 hanya pada angka 5.07 persen. Capaian ini lebih rendah dari target yang dipasang yakni 5,2 persen.

Di tingkat provinsi seperti dirilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2018, Maluku Utara mengalami pertumbuhan tertinggi (7.67 persen) dan terendah Nusa Tenggara Barat (0.11 persen).

Untuk NTB, angka capaian tersebut sangat jauh di bawah target yakni di atas 5 persen.

Di percaturan politik nasional jelang Pilpres 2019, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) sedang ikut berselancar.

Gubernur NTB dua periode itu doyan keliling Indonesia dalam rangka menyongsong pilpres tahun depan. TBG disebut-sebut sangat berambisi menjadi calon presiden atau calon wakil presiden.

Hari ini saja, hari kerja, TGB menghadiri pembukaan Pameran Buku Islam (Islamic Book Fair) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.

Kembali kepada soal pertumbuhan ekonomi, hal ini menjadi kelemahan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sejak Jokowi sapaan akrab kepala negara menjabat tahun 2014, angka 5.07 persen pada tahun 2017 adalah yang tertinggi. Malah, pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4.79 persen.

Artinya, tantangan kepemimpinan nasional ke depan adalah masalah ekonomi. Hal ini dibuktikan dengan semua lembaga survei merilis masalah utama rakyat Indonesia adalah kesulitan ekonomi.

Pertumbuhan Ekonomi NTB Hanya Naik 0,11 Persen

adan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat pertumbuhan ekonomi Provinsi NTB pada tahun 2017 mengalami peningkatan 0,11 persen dibanding tahun 2016.

Perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan IV-2017 mencapai Rp. 31,19 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 23,26 triliun.

"Sehingga PDRB tahun 2017 menjadi Rp. 123,9 triliun atas dasar harga berlaku dan Rp. 94,6 triliun atas dasar harga konstan," kata Kepala BPS Provinsi NTB Endang Tri Wahyuningsih dalam keterangannya, Kamis (19/4).

Dikatakan Endang, ekonomi NTB selama tahun 2017 dibanding tahun 2016 (c-to-c) tumbuh sebesar 0,11 persen.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa keuangan yaitu sebesar 9,98 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen konsumsi Lembaga Non Profit Rumahtangga ( LNPRT) yaitu sebesar 6,14 persen," jelasnya.

Ekonomi NTB pada triwulan IV-2017 dibanding periode yang sama tahun 2016 (y-on-y) tumbuh sebesar 0,58 persen, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 12,65 persen.

"Sedangkan dari sisi Pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PKP) tumbuh 21,47 persen," tambah Endang.

Ekonomi NTB pada triwulan IV-2017 dibanding triwulan III-2017 (q-to-q) mengalami kontraksi sebesar -11,28 persen, dimana Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian mengalami kontraksi hingga -26,59 persen. Sementara dari sisi pengeluaran pada komponen Ekspor Luar Negeri yang mengalami kontraksi sebesar -37,00 persen.

"Pertumbuhan ekonomi NTB triwulan IV-2017 tanpa pertambangan bijih logam yakni secara c to c tumbuh 7,10 persen, secara y on y tumbuh 8,30 persen, dan secara q to q tumbuh -6,06 persen," pungkas Endang. (rus)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel