Banyak masyarakat Indonesia yang masih menjadi pengangguran, Kini pemerintah malah Impor TKA

Banyak masyarakat Indonesia yang masih menjadi pengangguran, Kini pemerintah malah Impor TKA

Masuknya investor asing bukan untuk menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, tetapi untuk TKA.


Tenaga kerja lokal yang seharusnya mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang bisa digunakan untuk mencukupi kehidupan, tetapi apa yang dilakukan oleh penguasa sangat disayangkan, mereka lebih memilih TKA daripada tenaga kerja lokal.

TKA mendapatkan upah besar, sedangkan tenaga kerja lokal upahnya rendah. Jadi, disini ada ketidakadilan penguasa. Luar negeri butuh TKI, kenapa Indonesia butuh TKA? Kalau ada yang bilang tenaga kerja Indonesia kurang pengetahuan, it salah siapa? Bukan salah masyarakatnya, tapi salah penguasa yang membuat kebijakan-kebijakan sehingga sampai merambat kepada mahalnya biaya pendidikan.

Mahalnya biaya pendidikan juga berpotensi terhadap melonjaknya TKA, bagaimana bisa? Semakin mahal biaya pendidikan otomatis banyak pula masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan. Hal ini akan berakibat pada rendahnya sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh Indonesia.

Bukan hanya masalah di atas saja. TKA dan investor asing juga berpengaruh terhadap sumber daya alam Indonesia. Bagaimana tidak? Adanya TKA dan investor asing tentu akan menjamah dan akan mengelolah SDA Indonesia. Akhirnya, SDA dikelola oleh asing dan rakyat tidak mendapatkan apa-apa.

Masyarakat menjadi buruh di Negara sendiri. Bahkan lambat laun juga akan tergeser oleh buruh kasar dari luar negeri. Sudah menjadi buruh, tergeser pula oleh banyaknya tenaga kerja asing yang ada di Indonesia. Upahnya juga tak seberapa, lebih tinggi upah TKA.

Mau maju dari mana kalau perlakuan Negara terhadap rakyatnya sendiri seperti ini. Tidak ada keadilan untuk rakyat sendiri. Katanya dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Tapi tidak bersuara ketika banyaknya pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.

Begitu realitanya hidup di zaman kapitalis, semua serba asing, yang dipihak pemilik modal, yang tidak punya modal tersisihkan, lebih mementingkan asing daripada rakyat sendiri. Rakyat kelaparan sampai ada yang meninggal, diam saja. Barangkali tahu tapi tidak mau tahu.

Kebusukan sistem kapitalis sudah terpampang nyata. Sistem ini lebih mementingkan siapa yang punya uang banyak dialah yang akan dipihak. Bagaimana dengan rakyat kecil yang tidak punya apa-apa, jangankan untuk investasi, untuk makan sulit? Apakah merka sudah menerima keadilan?

Banyak rakyat yang masih susah untuk makan. Keadilan juga belum dirasakan oleh mereka yang tidak punya apa-apa, tapi keadilan datang kepada mereka yang notabene adalah pemilik modal. Banyak masyarakat Indonesia yang masih menjadi pengangguran. Lulusan SMA/SMK sederajat maupun sarjana nyatanya masih susah cari pekerjaan.

Mondar-mandir kesana-kemari tidak mendapatkan apa-apa. Ini buktinya kalau lapangan pekerjaan masih kurang. Kalaupun bertambah, ujung-ujungnya juga asing lagi yang mendapat kesempatan untuk bekerja di Indonesia. Masuknya investor asing bukan untuk menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, tetapi untuk TKA.

Kiriman dari Media Oposisi
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel