Salah satu penyebab kemiskinan yang merajalela yaitu pengangguran yang terus menghantui masyarakat, terutama masyarakat ekonomi tingkatbbawah. Disaat manusia tidak memiliki pekerjaan maka mereka tidak akan bisa memenuhi kebutuhan untuk bertahan hidup, karena semuanya harus didapatkan dengan uang.
Dengan bekerja kita akan mendapatkan upah berupa uang yang diterima sebagai imbalan dari pekerjaan yang kita lakukan. Dalam 1 tahun terakhir ini selama Februari 2017 sampai Februari 2018 jumlah pengangguran mengalami penurunan, sejalan dengan angka tingkat pengagguran terbuka (TPT) yang turun 5,13 persen (BPS).
Pengangguran di indonesia semakin turun karena adanya lapangan pekerjaan, saat ini generasi millenial banyak yang mengembangkan bisnis dan juga usahanya seperti halnya bisnis startup yang menjadi tren kekinian yang menghiasi lapangan pekerjaan baru mulai dari teknologi, makanan, fashion, jasa, dan lainnya.
Lain lagi dengan lapangan pekerjaan lainya seperti, driver Go-jek, Grab, dan juga toko online lainnya seperti shopee, bukalapak, toko pedia, ali baba dan pekerjaan lainnya yang mana semua ini menciptakan lapangan pekerjaan baru yang membantu masyarakat mendapatkan pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran.
Pendidikan merupakan kunci utama untuk kita mendapatkan pekerjaan yang layak, karena dengan pendidikan akan melahirkan generasi baru yang berkualitas. Banyaknya masyarakat yang tidak mampu untuk membayar biaya pendidikan yan sangat mahal yang mengakibatkan anak-anak terhambat mendapatkan pendidikan yang layak.
Laporan terbaru dari Save the Children Internasional. Yayasan sayangi tunas cilik, mitra Save the Children Internasional saat ini sedang mengampanyekan semua anak bisa sekolah, sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah anak yang mengakses sekolah di indonesia, terutama dari kelompok miskin.
"Data kami sekitar 1 dari 7 anak usia sekolah, putus sekolah atau sama sekali tidak pernah bersekolah. Hal ini menempatkan anak-anak tersebut di posisi yang sangat tidak baik, sebagai awal untuk memulai awal kehidupan mereka" (Selina Sumbung ketua yayasan sayangi tunas cilik dalam jumpa persnya , kamis, 28 juni 2018).
Lebih dari lima juta anak indonesia tidak bersekolah karena miskin, lalu kemana sebutan bagi indonesia negeri yang kaya akan kekayaan alam yang melimpah, apakah semua itu haya sebuah opini.
Jika pemerintah bisa mengelola semua hasil kekayaan negeri ini dan tidak menjualnya pada asing seperti minyak, emas, dan lainya maka angka lima juta anak tidak mendapatkan pendidikan itu tidak akan ada, maka itu sudah cukup untuk membangun lapangan pekerjaan bagi rakyatnya sendiri bukan untuk asing.
Sisi positif lainnya dari itu juga menguntungkan negara, karena bisa memperoleh keuntungan dari hasil pengelolaan kekayaan alam sendiri dan tidak harus mendapatkan 50 % dari semua itu. Sehingga hutang negara tidak menumpuk seperti yang kita alami sekarang ini.
Sebagai pemimpin seharusnya pemerintah memfasilitasi rakyatnya seperti, kesehatan, pendidikan dan kewajiban lainya yang seharusnya di bangun oleh pemerintah bukan swasta, karena semua itu adalah kewajiban negara, jadi negara tidak bisa lepas tangan dengan kewajiban itu, seperti itulah islam mengatur pemerintahan. Rakyat adalah tanggung jawab negara.
* Penulis Sofiana, kiriman dari media oposisi melalui rssfeed