Ada pertemuan antara petinggi PDIP dengan Sjamsul Nursalim, sebelum Surat Keterangan Lunas (SKL) Bank Dagang Negara Indonesia (BDNI) miliknya mendapat Surat Keterangan Lunas dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri pada tahun 2002.
Wartawan senior yang kini menjadi Kepala Siaran Bahasa Indonesia di Radio Australia, Nuim Mahmud Khaiyath mengungkapkan bahwa petinggi PDIP yang dimaksud itu adalah almarhum Taufik Kiemas.
Dia mengungkapkan bahwa pertemuan itu digelar di Hotel Hyatt Melbourne, Australia. Bahkan dua lantai hotel tersebut sengaja dipesan untuk menggelar pertemuan itu.
Diuraikan Nuim bahwa Taufik secara tiba-tiba muncul di Melbourne bersama anaknya, Puan Maharani. Padahal dia diberitakan akan berobat ke Perth.
Sementara Sjamsul Nursalim yang berada di Singapura kala itu mengaku tidak bisa terbang ke Indonesia karena dilarang oleh dokter. Tapi, dia bisa terbang ke Melbourne yang memiliki jarak 7 jam lebih untuk bertemu TK.
“Setelah Taufik Kiemas pulang (ke Indonesia), Megawati mengeluarkan SKL, yang awalnya ditentang keras Kwik Kian Gie,” terangnya dalam sebuah video yang diunggah di akun Facebook Tyas Risza.
Setelah dibujuk, sambung Nuim, Kwik yang kala itu menjabat Menteri Ekuin menyebut PDIP sebagai partai terkorup.
Pria asal Medan, Sumatera Utara ini menegaskan bahwa kesaksiannya itu benar, khususnya tentang pemblokiran 2 lantai Hotel Hyatt. Dia pun meminta masyarakat Indonesia untuk mengkonfrontir ucapannya ini dengan kesaksian Konsul Jenderal RI yang kala itu bertugas di Melbourne Wahid Supriyadi.
“Kalau tidak percaya tanya ke Konsul Jenderal RI di Melbourne saat itu Pak Wahid, sekarang beliau Dubes di Rusia,” tukasnya. (WIDIAN VEBRIYANTO)