Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tetap menolak pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota di Jakarta sesuai dengan janji kampanyenya di Pilkada DKI 2017.
Anies Baswedan menjelaskan proyek tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat tak lama setelah dirinya berhasil menang di Pilkada.
Pada 15 Juni 2017, Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mengandung penambahan 55 Proyek Strategis Nasional (PSN) baru.
Menurut Anies Baswedan, dua bulan setelah Pilkada 2017 dimenangkan oleh dirinya dan Sandiaga Uno, kemudian proyek pembangunan 6 ruas jalan menjadi proyek strategis nasional yanhg tidak lagi di bawah Pemerintah DKI Jakarta.
“Apakah ada hubungannya karena gubernur baru dan gubernurnya berpandangan tidak usah meneruskan proyek tersebut lalu ini naik jadi program strategis nasional? Kita lihat aja," kata Anies Baswedan di Masjid Jami Fatahillah, Tanah Abang pada Jumat, 13 Juli 2018.
Proyek 6 ruas jalan tol dalam kota itu telah digagas sejak Sutiyoso menjadi gubernur DKI. Pengembangan tol dibagi dalam empat tahap yang rencananya selesai pada 2022.
Enam ruas tol dengan total 69,77 kilometer ini terdiri dari Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer, Sunter-Pulo Gebang 9,44 kilometer, dan Duri-Pulo Gebang-Kampung Melayu 12,65 kilometer.
Kemudian, Kemayoran-Kampung Melayu 9,6 kilometer, Ulujami-Tanah Abang 8,7 kilometer dan Pasar Minggu-Casablanca 9,16 kilometer.
Pembangunan proyek 6 ruas jalan tol itu mendapat penolakan dari Komite Penghapus Bensin Bertimbal (KPBB) dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta dan beberapa komunitas lainnya. Salah satu alasan penolakan karena pembangunan dinilai akan meningkatkan pencemaran udara.
Direktur Eksekutif KPBB, Ahmad Safrudin berujar keseluruhan jalan tol di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi sepanjang 565 kilometer menghasilkan karbon dioksida sekitar 16,62 juta ton per tahun. Jika ditambah dengan enam ruas baru ini, CO2 akan bertambah sekitar 3 juta ton per tahun.
Anies Baswedan belum menjelaskan langkah yang akan diambil Pemprov DKI. Saat ini, dia hanya ingin masyarakat tahu bahwa Pemprov DKI tidak meneruskan pembangunan enam ruas tol dalam kota. "Wewenangnya diambil pusat," katanya. (t)
Cuplikan cerita Cerita seblumnya :
Jokowi: 6 Ruas Jalan Tol Dibangun, Jakarta Tetap Macet
Pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta sejauh 69,8 km akan dikaji kembali oleh Joko Widodo. Menurutnya, proyek jalan tol dalam kota itu tidak akan membebaskan Jakarta dari kemacetan.
"Saya ini pro kepada transportasi massal. Jalan tol itu memberikan fasilitas untuk mobil, pasti akan tetap menyebabkan kemacetan," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (7/11/2012).
Jokowi akan merealisasikan pembangunan enam ruas jalan tol yang mengangkat konsep layang tersebut apabila dialihfungsikan sebagai elevated bus.
"Kalau mau bangun di atas tanah, ya bangun monorel sekalian. Kalau enam ruas jalan tol itu dibangun, jadinya kan terbentur dengan moda transportasi lainnya seperti monorel dan MRT kalau jadi. Lebih baik dipakai untuk elevated bus saja," katanya.
Tepat, Jokowi Tolak Proyek Enam Ruas Jalan Tol
Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi, untuk menolak proyek pembangunan enam ruas jalan tol baru yang melintasi Ibu Kota. Pembangunan enam ruas tol baru itu dinilai hanya akan menimbulkan titik kemacetan yang baru.
"Kami mendukung Gubernur menolak pembangunan enam ruas jalan tol dan kami menawarkan revitalisasi angkutan umum," kata Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan, saat ditemui di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (18/11/2012).
Untuk diketahui, proyek pembangunan enam ruas tol baru ini telah digelontorkan 2005 silam oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Dan rencananya pembangunan akan dilanjutkan mulai tahun depan. Enam ruas jalan tersebut adalah Kampung Melayu-Kemayoran (9,6 km),
Semanan-Sunter lewat Rawabuaya Duri Pulo (22,8 km), Kampung Melayu-Duripulo lewat Tomang (11,4 km), Sunter-Pulogebang lewat Kelapa Gading (10,8 km), Ulujami-Tanah Abang (8,3 km), dan Pasar Minggu-Casablanca (9,5 km).
Total anggaran untuk menyokong pembangunan ini mencapai Rp 42 triliun.(kompas)