Partai Amanat Nasional (PAN) belum sepenuhnya menerima hasil ijtima ulama yang memandatkan Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden dan Salim Segaf Al Jufri atau Ustadz Abdul Somad menjadi bakal cawapres.
Pasalnya, tidak ada kader PAN yang masuk sebagai bakal capres maupun cawapres di situ.
"Itu tentu merupakan masukan yang sangat berharga bagi kita. Kita pertimbangkan, kita jadikan masukan yang sangat penting untuk memutuskan arah politik kita ke depan," jelas Sekjen PAN Eddy Soeparno usai pertemuan di kediaman Wakil Sekjen Partai Gerindra Angga Raka Prabowo, Kemang, Jakarta, Rabu (1/8).
Namun, partai yang dipimpin Zulkifli Hasan itu memiliki pandangan dan strategi sendiri terhadap hasil ijtima ulama. PAN tetap masih mengusung Zulkifli sebagai bakal capres atau cawapres berdasarkan Rakernas 2017.
"Tapi kami sebagai partai politik tentu punya prosedur dan mekanisme sendiri untuk menentukan keputusan kita yang sangat strategis terkait pilpres," jelas Eddy.
Tidak seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah memberikan sinyalemen bahwa rekomendasi ijtima ulama sebagai harga mati sebagai keputusan koalisi, sementara PAN masih mempertimbangkan.
"Jadi saya pikir proses tetap berjalan, PAN tetap berbicara dengan semua pihak, dengan semua tokoh. Dengan harapan bahwa dalam kurun waktu beberapa hari ke depan sudah ada opsi," pungkas. (ADITYO NUGROHO)