Narkoba untuk menghancurkan sebuah generasi bangsa

Narkoba untuk menghancurkan sebuah generasi bangsa

Dalam pola kolonialisme klasik, menjadi rahasia umum bahwa narkoba kerap dijadikan salah satu metode melumpuhkan serta memperbudak sebuah bangsa


Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Pol Budi Waseso menegaskan, Indonesia saat ini sudah menjadi negara tujuan peredaran narkotika. Hal itu diungkapkan berdasarkan data yang ia dapat, bahwa sekitar 250 ton sabu masuk ke Indonesia setiap tahunnya.

"Informasi dari China, yang saya dapatkan ada seorang bandar menyebut ada 250 ton sabu masuk ke Indonesia. Saya kira, gila juga 250 ton masuk ke kita, gimana ceritanya. Saya sampai tanya sama bandar dari China, ‘tolong ulangi lagi’ dan dia berkali-kali menyampaikan 250 ton sabu ke Indonesia," ujar Budi Waseso di Jakarta, Selasa 11 Juli 2017. (V)


Perang Candu Menerjang Indonesia
Maraknya penyelundupan sabu dalam jumlah besar secara masif ke Indonesia (dan tertangkap, tetapi berapa banyak yang lolos ?) menimbukan berbagai spekulasi dan asumsi liar publik. Mengapa ?

Karena dalam pola kolonialisme klasik, menjadi rahasia umum bahwa ia (narkoba) kerap dijadikan salah satu modus dan/atau metode guna melumpuhkan serta memperbudak sebuah bangsa. Ini fakta empirik dinamika geopolitik global. Pertanyaan menarik timbul, “Dari negara manakah berton-ton sabu yang masuk ke Indonesia ?”

Tak boleh dipungkiri, hikmah emas yang bisa dipetik dari sejarah Perang Candu di Cina tempo doeloe, apabila diibaratkan pukulan stick biliar meracuni dengan narkoba seperti mengenai beberapa bola bahkan recochet.

Bagi si pemasok, bola pertama ialah menikmati money laundry atas hasil transaksi ilegal tersebut; bola kedua, hancurnya sebuah generasi bangsa (dan negara target koloni) dengan harga murah; bola ketiga, untuk konsumsi para pekerja massal di sebuah proyek yang memiliki target waktu (deadline). Istilahnya total lembur.

Kenapa? Efek mengkonsumsi sabu akan menimbulkan stimulan pada pikiran dan fisik pemakainya terus terjaga tanpa merasa lelah; dan lain-lain. (M Arief Pranoto)

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel