Jokowi membeli sabun cuci senilai Rp.2 miliar tersebut saat mengunjungi Garut, Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Center Budgetting Analys (CBA) Ucok Sky Khadafi mengatakan jika Jokowi bertujuan untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), maka lebih bijak lewat pengembangan program dan saluran distribusi produk, bukan dengan membeli produk dalam jumlah banyak.
"Kalau cuma borong sabun meskipun dari uang pribadi tidak akan berimbas panjang terhadap UMKM," kata Ucok kepada CNNIndonesia.com, Minggu (20/1).
Uchok mengatakan aksi Jokowi itu justru mencotohkan sikap berlebihan di depan publik. Uchok yakin mantan Wali Kota Solo itu menggunakan dana pribadinya untuk membeli 100 ribu botol sabun cuci.
Selain pengembangan pasar bagi produk UMKM, Ucok bilang pemerintah seyogyanya membantu peningkatan kualitas produk UMKM sehingga bisa bersaing di pasar.
"Dengan Pak Jokowi membeli sabun Rp2 miliar maka memperlihatkan kalau kementerian gagal dalam membuka akses dan pendanaan," kata Ucok.
Sementara itu, Divisi Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Gul Fino menyatakan jika sikap Jokowi tersebut merupakan hak pribadi. Toh, ia mempercayai jika Jokowi tidak menggunakan uang rakyat untuk membeli produk tersebut.
"Terlepas itu belinya sampai Rp2 miliar, sekali lagi jika harganya normal segitu dan menggunakan uang Pak Jokowi, tidak ada yang salah," kata Fino.
Ia menambahkan tidak ada aturan yang mengatur pengeluaran dan konsumsi presiden, selama uang yang dikeluarkan murni dari kantong pribadinya.
Fino, sapaan akrabnya mengatakan sebaiknya publik tidak membesar-besarkan sikap Jokowi itu, kecuali Jokowi tidak memenuhi transaksinya.
"Tidak ada batasan-batasannya. Jadi kita berangkatnya dari sana saja," kata Fino.
Sebelumnya, Jokowi memborong 100 ribu botol sabun milik salah satu kelompok usaha di Garut, Eli Liawati. Harga satu botol sabun cuci berisi satu liter itu sebesar Rp20 ribu. Dengan demikian, total uang yang harus dikeluarkan Jokowi adalah Rp2 miliar.
Jokowi lantas memberikan uang muka pembelian sebesar Rp10 juta sebagai tanda jadi. Eli pun menyanggupi pesanan Jokowi itu dan akan rampung akhir Februari 2019. (ulf/sur)