Realisasi penerimaan negara sampai dengan kuartal I-2016 sebesar Rp 247,6 triliun, atau 13,6% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 sebesar Rp 1.822,5 triliun.
Realisasi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 284 triliun, atau 16,1% dari target Rp 1.761,6 triliun.
“Pendapatan negara memang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Bambang, saat rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/4/2016).
Ini meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp 204,7 triliun atau 13,2% dari target, dan penerimaan negara bukan pajak Rp 42,8 triliun atau 15,6%. Sisanya adalah hibah.
Sementara itu realisasi belanja negara Rp 390,9 triliun atau 18,7% dari target Rp 2.095,7 triliun. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 367,7 triliun atau 18,5% dari target Rp 1.984,1 triliun.
“Belanja lebih tinggi seiring dengan realisasi program yang lebih cepat,” imbuhnya.
Belanja tersebut meliputi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 193,5 triliun atau 14,6% dari pagu, dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 197,4 triliun.
Dengan demikian, defisit anggaran pada kuartal I-2016 adalah 1,13% terhadap PDB, atau setara dengan Rp 143,3 triliun. Dalam APBN, defisit anggaran dipatok 2,15% terhadap PDB.
“Defisit anggaran adalah 1,13% terhadap PDB,” tukasnya.
Cadangan devisa 107 milyar bisa untuk import dan bayar angsuran utang Luar Negeri beserta bunga dan dendanya. Juni utang LN pemerintah dan swasta jatuh tempo untuk bayar pokok,bunga dan dendanya yang pasti butuh USD.
Juni-Juli kebutuhan akan produk pangan seperti beras, gula juga BBM akan meningkat artinya import akan meningkat berarti butuh USD.
Bank Indonesia (BI) menyatakan defisit transaksi berjalan pada triwulan I 2016 tercatat sebesar 2,1% PDB, lebih rendah dari triwulan IV 2015 sebesar 2,4% PDB.
Penurunan ini terutama didorong surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat akibat impor berkurang sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik.
Meskipun ekspor nonmigas secara keseluruhan menurun, kinerja ekspor beberapa komoditas nonmigas mulai menunjukkan perbaikan. Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia pada April 2016 mencatat surplus sebesar USD0,67 miliar.
Neraca Perdagangan kita membaik, imbasnya ke defisit transaksi berjalan. Transaksi modal dan finansial pada triwulan I 2016 mencatat surplus, seiring dengan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di negara-negara maju dan membaiknya prospek ekonomi domestik,
Namun sialnya modal yang masuk untuk investasi LN langsung baru pada modal untuk set up kantor dan biaya entertain untuk pejabat Indonesia.
Modal yang masuk lebih banyak didapat dari penerbitan Surat utang dan obligasi negara itupun discountonya 20 persen dgn bunga 9 persen. Nah tunggu aja awal juni The Fed akan naikan suku bunganya..dollar pulang kampung..
Nah Rencana di APBN-P 2016 anggaran akan dipotong 30 persen Artinya dari 2.095,7 Trilyun (APBN 2016)-390,9 trilyun (Yang sudah terpakai) sisa 1704, 8 trilyun
Dari 1704,8 Trilyun dalam APBN-P 2016 pangkas 30 persen menjadi 1193,36 Trilyun dibagi menjadi 60 persen untuk belanja pegawai dan bayar utang sedangkan yang 10 persen untuk pembangunan nah apa akibatnya makin banyak proyek proyek infrastrutur yang mangkrak.
Nah, makin enga yakin dah investor LN untuk ikut tender proyek...
Nah, hati hati ya yang punya dollar dan mas tahan tahan dulu aja..
Arief Poyuono Wakil Ketua Umum Gerindra