Gula rafinasi memiliki warna yang lebih putih dan tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan gula pasir yang biasa digunakan oleh masyarakat. Selain dua jenis gula tersebut, ada beberapa jenis gula lainnya yang perlu diketahui.
Gula mentah merupakan sukrosa yang melalui proses sintesis dari tebu dan tidak dapat dikonsumsi secara langsung. Setelah diolah lagi, gula mentah akan berubah menjadi gula rafinasi (refined sugar). Pada pemrosesan untuk menjadi gula rafinasi, kandungan molases atau cairan kental yang mengandung gula telah dihilangkan terlebih dulu.
Gula Rafinasi dan Jenis Gula Lain
Gula rafinasi merupakan gula yang telah melewati proses panjang sebelum bisa dikonsumsi sehari-hari. Gula rafinasi ini banyak digunakan di dalam berbagai industri karena lebih murni dan berpenampilan lebih bersih dibandingkan gula mentah.Selain gula rafinasi, masih ada jenis-jenis gula lainnya, antara lain:
Gula pasir, yaitu gula yang paling umum digunakan sebagai pemanis pada makanan, minuman, atau sebagai pengawet pada produk seperti selai.- Gula cokelat, yaitu gula pasir berwarna cokelat akibat paduan sisa cairan gula atau butiran yang sengaja dicampur dengan cairan gula.
- Gula rendah kalori, yaitu gula yang terbuat dari maltodextrin. Zat sintetik yang mudah dicerna ini meliputi aspartam, stevia, sakarin, atau sukralosa.
- Gula cair, yaitu gula yang dibuat dari sekitar 60 persen gula pasir yang dilarutkan di dalam air. Gula ini cukup berbahaya karena mengandung kalori yang tinggi.
- Molase, yaitu produk sampingan dari pengolahan gula. Bahan ini juga dikenal istilah tetes tebu dan umumnya digunakan untuk memuat minuman rum.
Risiko Gangguan Kesehatan Akibat Terlalu Banyak Gula
Semua jenis gula, baik gula alami maupun gula rafinasi adalah karbohidrat yang digunakan tubuh menjadi energi. Tetapi mengonsumsi terlalu banyak gula dapat membuat memberikan efek negatif bagi tubuh. Efek negatif itu meliputi:
Mengalami malnutrisi
Orang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis cenderung melewatkan makanan bernutrisi, sehingga berisiko mengalami malnutrisi.
Kadar trigliserida meningkat
Mengonsumsi terlalu banyak gula bisa meningkatkan kadar trigliserida di dalam pembuluh darah dan jaringan lemak, risiko gangguan jantung pun meningkat.
Menyebabkan obesitas
Mengonsumsi terlalu banyak gula berisiko menyebabkan penumpukan kalori yang berakibat kepada obesitas atau kelebihan berat badan.
Meningkatkan risiko diabetes
Selain karena menyebabkan obesitas yang merupakan faktor risiko diabetes, gula merupakan jenis karbohidrat sederhana yang dapat meningkatkan gula darah dengan cepat, sehingga bisa meningkatkan risiko diabetes.
Menyebabkan kerusakan gigi
Gula bisa menyebabkan penumpukan bakteri yang meningkatkan risiko gigi berlubang, terutama jika Anda tidak menjaga kebersihan gigi.
Cara Mengurangi Konsumsi Gula
Meski berisiko menimbulkan efek negatif, namun Anda tidak perlu menghilangkan gula dari menu makanan sepenuhnya. Ada alternatif yang dapat dijalani untuk mengganti konsumsi gula yang berlebihan, di antaranya:- Pilih jus buah dari buah asli tanpa campuran lain. Hindari jus buah kemasan ataupun sirop rasa buah karena mengandung lebih banyak gula.
- Jika terbiasa mengonsumsi sereal, pilih yang mengandung lebih sedikit gula. Anda bisa membaca kandungan gulanya di kemasan produk.
- Konsumsi lebih banyak air mineral dibandingkan minuman dengan perasa, seperti soda, minuman energi, teh atau kopi.
- Daripada es krim, kue manis, atau pai, lebih baik pilih buah potong segar sebagai camilan atau hidangan pencuci mulut.
- Pemanis buatan mungkin dapat digunakan sebagai alternatif pengganti gula pasir, terutama bagi penderita penyakit diabetes.