Di balik jembatan Suramadu (3)

Di balik jembatan Suramadu (3)

cewek madura

Kian menariknya Madura di mata global pada Abad 21 ini, salah satunya akibat bergesernya paradigma eksplorasi migas yang semula onshore kini cenderung ke arah offshore. Minat global kini lebih tertarik mengeksploitasi potensi migas di lepas pantai daripada di daratan.

Bergesernya paradigma eksploitasi (dari onshore ke offshore) bukannya tanpa sebab, namun lebih dipicu oleh isu-isu kelangkaan sumber energi di daratan. Dan dari sekian blok-blok di Madura justru lebih banyak berada lauatan.

Selain itu, daya tarik Madura karena wilayah perairannya dinilai bebas konflik. Bisa dibandingkan dengan beberapa area yang memiliki potensi migas besar di Laut Cina (Spartly, Paracel, dll) tetapi sarat dengan embrio konflik antarnegara di sekitar area dimaksud.

Secara ekstrim, jika Madura menjadi sebuah negara maka semua persyaratan telah terpenuhi, bahkan mungkin lebih makmur daripada Korea  atau Singapore yang tidak memiliki Sumber Daya Alam sama sekali. Dalam hal pangan misalnya, di Madura memiliki hasil laut, pertanian, wisata, perkebunan, kopi, tembakau, dll sedangkan dibidang energi jangan ditanya, terdapat offshore dan onshore disana.

kapal tanker

Dan...
Tak boleh dipungkiri, dunia tergantung Indonesia. faktor geoposisi silang Indonesia di antara dua benua dan dua samudera mengandung konsekuensi, bahwa 80% perdagangan dunia itu berada dan melintasi (perairan) Indonesia, baik peran negeri ini selaku pasar bagi barang-barang impor atau produk lainnya, ataupun sebagai perlintasan kapal-kapal dari berbagai negara.

Bahkan Dirgo D Purbo, pakar perminyakan kita berani menyatakan bahwa  50% kapal tanker minyak dunia melintasi perairan dan selat-selat di Indonesia.

Secara geostrategi, apabila Indonesia agak “jual mahal” sedikit, ataupun menutup diri dan seluruh perairannya tertutup bagi lalu lintas dunia dengan alasan kepentingan nasionalnya terganggu, hal ini dibolehkan dalam UNCLOS 1982 (United  Nations Convention on the Law of the Sea), dimana negara-negara yang berbatasan dengan laut, termasuk Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan pedalaman, perairan kepulauan dan laut teritorial, maka niscaya akan menjerit negara-negara yang memiliki kepentingan dengan Indonesia.

Pasar mereka bakal lenyap, sumber raw material bagi beberapa industri dunia niscaya terganggu, juga pemutaran kembali kapital atas keuntungan kaum kapitalis akan terhambat, dsb. Mungkin inilah makna tersirat ujaran leluhur dulu, bahwa dunia memang tergantung Indonesia.

*  
Admin
Thankyou guys for reading the article Di balik jembatan Suramadu (3) Yours.net admited that though we trying to describe accurately, we cannot verify the exact facts of everything posted. Posting may contains Information, speculation or rumor.
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda