Jokowi mengaku memang sudah memelihara kodok semenjak masih menjabat sebagai wali kota Solo hingga menjadi gubernur DKI Jakarta, dia memelihara kodok bangkong dan kodok ijo yang jumlahnya bisa mencapai 20 ekor.
Supaya kalau malam ada suara kodok. Kwang-kwong, kwang-kwong, kwang-kwong. Kan enak, jadinya fresh otaknya. Masa tiap hari dengarnya sepeda motor, bus, mobil. katanya. (mdk)
Vladimir Putin merupakan salah seorang pemimpin kaliber dunia yang memiliki hobi memelihara hewan-hewan buas seperti macan dan sebagainya. Beda dengan Jokowi yang malah gemar memelihara kodok.
Sebagai orang pemberani dan cerdas, Putin meramalkan jika pergerakan pejuang-pejuang Islamic State (IS) ke depannya tidak akan bisa dibendung lagi. Pejuang-pejuang IS telah lama merencanakan untuk menguasai kota-kota suci Mekkah, Madinah, dan Jerusalem. Tak hanya itu, IS juga membahayakan Eropa dan Rusia, serta menyebarkan pengaruhnya di Asia.
Seperti dilansir Russian Today (15/9), Putin mengaku prihatin dengan para pejuang IS yang kembali ke Uni Eropa, negara bekas Sovyet serta Rusia. Dalam pidatonya di depan hadirin Collective Security Treaty Organization (Organisasi Pakta Pertahan Kolektif/CSTO) di Dushanbe, Tajikistan Putin, menyatakan kekhawatirannya akan perkembangan rencana yang dimiliki IS terhadap kota-kota suci tersebut.
“Pejuang IS dari banyak negara di dunia, termasuk negara Eropa, Rusia, negara bekas Sovyet, melakukan pelatihan ideologis dan militer bersama IS. Ini tentu mengkhawatirkan jika mereka kembali,” ujar Putin saat berbicara di Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Perjanjian Keamanan Bersama (CSTO) di Dushanbe, Tajikistan.
Putin mengatakan, untuk memerangi IS perlu menyingkirkan ambisi geopolitik. Dunia internasional, kata dia, harus menggunakan akal sehatnya untuk keselamatan global dan regional.
“Tanggung jawab bagi keamanan global dan regional membutuhkan usaha bersama dari komunitas internasional untuk melawan ancaman seperti ini. Sangat penting untuk mengesampingkan ambisi geopolitik, hilangkan standar ganda, dan kebijakan yang menggunakan secara langsung maupun tidak langsung kelompok separatis untuk mencapai tujuan sendiri, seperti menjatuhkan pemerintahan dan rezim,” ujar Putin.
Komunitas internasional perlu bersatu melawan ancaman tersebut. Namun Rusia malah mendukung Rezim Syiah Suriah, Bashar Assad. “Kami memberikan dukungan teknis militer ke Damaskus dan akan terus melakukannya. Kami menyerukan negara lain untuk bergabung dengan kami dalam hal ini,” ujarnya.
Rusia mengakui memberi bantuan militer untuk pasukan Assad guna melenyapkan ancaman IS di Suriah. Namun, keterlibatan Rusia itu dikecam oleh Amerika Serikat (AS) yang menganggap rezim Assad harus ditumbangkan karena telah banyak melanggar hak asasi manusia. (pmtr)