Dibalik hutang luar negri dan Neokolonialisme

Dibalik hutang luar negri dan Neokolonialisme


Mungkin ada yg belum mengetahui dengan pasti apa itu yang dimaksud Neokolonialisme. Neokolonialisme merupakan bentuk penguasaan suatu bangsa atau negara secara tidak langsung serta halus melalui bidang politik, ekonomi, sosial, militer dan teknik.

Cara-cara Neokolonialisme dalam melakukan strateginya diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Penciptaan rezim boneka melalui pemaksaan (bisa melalui kudeta militer) atau pemilihan pemimpin suatu negara yang di rekayasa 
  2. Menciptakan pertikaian diantara massa rakyat di negara sasaran 
  3. Menghasut pemisahan satu bagian wilayah bekas jajahan dengan dalih self determination 
  4. Penciptaan kekacauan atau subversi 
  5. Memperkuat kepentingan ekonominya melalui perdagangan dan investasi 
  6. Blokade atau embargo ekonomi
History repeat itself. Sejarah niscaya berulang, hanya aktor dan kemasan kerapkali tidak sama sesuai keadaan. Menelusuri masa lalu bukanlah hal tabu, karena dianjurkan oleh leluhur dalam slogan:

"Jas Merah" (Jangan sekali-kali melupakan sejarah).

Membaca zaman lampau (sejarah), bermakna belajar tentang substansi dan hikmah atas sebuah realitas yang terjadi.

Dalam memetik hikmah serta substansi, memang tergantung kualitas kejelian dan kecermatan orang, kelompok dan bangsa dalam mengurai "mengapa terjadi"; bukan sekedar melihat "apa yang terjadi" karena nantinya dijadikan rujukan melangkah kedepan agar tidak seperti anekdot :

"Kerbau terperosok dalam sehari di lobang yang sama".

Perang, hakikatnya adalah sebuah Strategi Negosiasi paling akhir yang ditempuh antara dua fihak yang berbeda kepentingan agar mempunyai persamaan persepsi, visi dan misi di seluruh aspek kehidupan dengan gunakan segala sarana prasarana sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan guna tercapainya tujuan.

Sun Tzu's lebih menitik beratkan pada perang pikiran daripada perang fisik.

"Kemenangan dalam seratus kali peperangan bukanlah kemampuan sempurna tapi berhasil membuat musuh menyerah sebelum berperang itulah kemampuan yang sempurna".

Dalam pepatah Jawa dan perang Asimetris, inilah yang dimaksud dengan :

"Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji"

Jadi, dari cara menyusun rencana saja kita sudah dapat meramalkan apakah kita akan meraih kemenangan atau dikalahkan lawan. Ditambahkan pula oleh Sun Tzu tentang konsep "Che Chi Chie Bie, Pai Chan Pai Sen".

Artinya...mengetahui kekuatan maupun kelemahan diri sendiri, sekaligus mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, hasilnya..100 kali berperang, 100 kali menang.

Bagian ini merupakan salah satu perkataan Sun Tzu yang paling terkenal; ilustrasi detailnya juga diucapkan oleh Sun Tzu :

"Kalau Anda mengenali diri sendiri namun tidak mengenali lawan, ada peluang Anda menang ada peluang Anda kalah. Kalau tidak mengenali diri sendiri dan tidak mengenali lawan, sudah pasti Anda kalah. Kalau tidak ingin kalah, Anda harus mengenali diri sendiri dan mengenali lawan". Mengenal diri sendiri disini maksudnya yakni "wawasan nusàntara" sebagai "geopolitik".

Geopolitik ialah "sesuatu" yang mampu menjelma menjadi geoekonomi dan geostrategi; dalam praktek empiris geopolitik, niscaya akan disertai oleh geostrategi dan geoekonomi. Mengapa demikian, sebab pada tataran implementatif, ketiganya ibarat "satu tarikan nafas" dalam dinamika politik global.

Bila diberdayakan secara benar dan maksimal, dapat menjadi "geopolitical weapon" (senjata geopolitik) bernilai tawar tinggi terhadap kepentingan negara bangsa lain (mengenal lawan).
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda