Pesawat Garuda dari Jakarta tidak langsung terbang ke Osaka, tetapi transit dulu di Denpasar, Bali. Jadilah Code Lab menunggu di Bandara Ngurah Rai selama 3 jam lebih sebab pesawat berangkat dari Bali ke Osaka pada pukul 00.25 dinihari. Sebagian besar penumpang pesawat ke Osaka adalah turis Jepang yang habis berlibur di Bali.
Waktu tempuh dari Denpasar ke Osaka sekitar 6 jam 50 menit. Pesawat tiba di bandara Kansai Airport pukul 9 pagi waktu setempat (waktu di Jepang dua jam lebih cepat daripada Jakarta).
Terminal kedatangan bandara Kansai
Bandara Kansai sangat megah, besar, dan modern. Uniknya, Bandara Kansai terletak di pulau buatan, 50 km dari kota Osaka.
Naik kereta Shinkasen jenis Kodama dari Osaka ke Tokyo..
Perjalanan dari Osaka ke Tokyo ditempuh selama kurang lebih 3 jam, jarak antara Osaka dan Tokyo kurang lebih 560 km, sama jauhnya dengan Jakarta ke Jogjakarta, tidak terlalu lama. Ada dua tipe kereta Shinkansen yaitu Nazomi merupakan kereta yang paling cepat karena tidak banyak berhenti di setiap setasiun. Jika kita naik kereta ini, perjalanan ditempuh selama 2.5 jam.
Sedangkan kereta jenis kedua adalah Kodama, dimana saat melakukan perjalanan akan berhenti disetiap setasiun sehingga memerlukan waktu 4 jam perjalanan dengan tujuan yang sama. Code Lab naik jenis Kodama karena ingin berlama-lama menikmati suasana perjalanan di Jepang, degan harga tiket 1 juta sekali perjalanan.
Suasana didalam kereta (kabin) kurang lebih mirip jika kita naik kereta eksekutif misalnya Parahiyangan Jakrta Bandung atau kereta Taksaka Jakarta Jogja. Namun perbedaan yang sangat mencolok terletak kebersihan dan perawatan gerbong keretanya. Shinkansesn sangat terawat dan nyaman baik interior maupun eksteriornya tidak tampak kumuh apalagi ada alat yang rusak.
Tak ubahnya seperti kita naik kereta api eksekutif di Indonesia, didalam kabin kereta Shinkansesn juga ada gadis penjaja makanan atau minuman..
Gambar diatas gadis Jepang sedang keliling menjajakan makanan atau minuman bagi para penumpang. Sedangkan gambar bawah gadis Indonesia bersiap untuk menjajakan makanan atau minuman
Nah inilah gambar yang Code Lab abadikan lewat jendela kereta suasana kota di Jepang, baik pedesaan maupun perkotaan yang dilalui kereta Shinkansen.
1. Arena tempat belajar setir mobil, KM Sekolah Mengemudi Internasional (KM 国際 自動 車 教 習 所) tidak seperti di Indonesia sekolah mengemudi harus cari lahan kosong atau ikutan di jalan raya yang bikin tambah macet, tapi sekolah mengemudi di Jepang harus memiliki lapangan belanjar sendiri lengkap dengan sarana perlalu lintasanya untuk pembelajaran siswanya.
2. Melintasi jembatan Tama di daerah Numabe (沼部)
3. Suasana pedesaan di sekitar Tokyo..
4. Sampai di stasiun Odawara..
5. Kota Nagoya..
Jalanan tampak lenggang walaupun hari kerja dan tidak macet seperti umumnya kota-kota besar di Indonesia, padahal di Jepang merupakan produsen otomotif besar, akan tetapi persyaratan untuk memiliki mobil sangat ketat, dan sebagai gantinya, pemerintah menyediakan angkutan masaal yang nyaman dan mudah.
Kepemilikan kendaraan di Jepang dibatasi hanya untuk 5 tahun. Setelah itu kendaraan harus di hancurkan atau membeli baru, beda dengan di Indonesia kita bisa memiliki kendaraan selamanya.
6. Jalan tol Tomei