Istilah kapitalisme berarti kekuasaan ada di tangan kapital, sistem ekonomi bebas tanpa batas yang didasarkan pada keuntungan, dimana masyarakat bersaing dalam batasan-batasan tersebut.
Ada tiga unsur penting dalam kapitalisme:
Dimana yang kuat akan tetap hidup, sedangkan yang lemah dan tak berdaya akan terinjak dan termusnahkan, ditempat mana kompetisi sengit itu mendominasi.
Menurut cara berpikir yang dijadikan dasar berpijak kapitalisme, setiap individu dan ini dapat berupa seseorang, sebuah perusahaan atau suatu bangsa harus berjuang atau berperang hanya untuk kemajuan dan kepentingannya sendiri.
Yang paling menentukan dalam peperangan ini adalah produksi. Para produsen yang paling unggul akan bertahan hidup, sedang yang lemah dan tidak mampu bersaing akan tersingkir dan mati.
Inilah sistem yang sedang berlaku, dan seolah tidak ada kepedulian bahwa mereka yang tersingkirkan dalam perjuangan sengit ini, mereka yang terinjak-injak dan jatuh ke jurang kemiskinan adalah manusia.
Yang justru dianggap lebih penting adalah pertumbuhan ekonomi, barang-barang, yakni produk dari pertumbuhan ekonomi tersebut.
Oleh karena itu, mentalitas kapitalis tidak merasakan adanya tanggung jawab moral atau hati nurani atas orang-orang yang terinjak di bawah kaki mereka, yang harus hidup dengan berbagai kesulitan.
Robert Wright menulis teori evolusi dalam buku The Moral Animal, mengulas secara singkat tentang bencana kemanusiaan. Dikenal dengan istilah “Darwinisme Sosial”, ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis”
Yaitu perlunya mendorong kompetisi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan memaklumkan tidak perlunya memberikan kesempatan atau bantuan bagi masyarakat yang lemah di sektor apapun, baik kesehatan maupun ekonomi.
Menurut Tille, sosok terkemuka yang mewakili mentalitas kapitalis menyatakan, "kesalahan besar mencegah kemiskinan dengan memberikan bantuan atau pertolongan bagi kelas-kelas yang tersingkirkan"
Jika seseorang itu miskin maka ini adalah kesalahannya; tak seorangpun berkewajiban menolong orang tersebut untuk bangkit (dari kemiskinannya).
Jika seseorang itu kaya, bahkan jika ia telah mendapatkan kekayaannya melalui cara yang amoral, maka hal ini adalah karena kecakapannya.
Oleh karena itu, orang yang kaya akan tetap bertahan hidup, sedangkan yang miskin akan tersingkirkan dan terhapuskan. Ini adalah pandangan yang telah hampir mendominasi secara keseluruhan pada masyarakat jaman sekarang, dan merupakan gambarang singkat tentang moralitas kapitalis.
“Jika mereka benar-benar layak untuk hidup, mereka akan hidup. Akan tetapi jika mereka benar-benar layak mati, adalah paling baik jika mereka harus mati”
Ada tiga unsur penting dalam kapitalisme:
- Pengutamaan kepentingan pribadi (individualisme)
- Persaingan (kompetisi)
- Pengerukan kuntungan
Dimana yang kuat akan tetap hidup, sedangkan yang lemah dan tak berdaya akan terinjak dan termusnahkan, ditempat mana kompetisi sengit itu mendominasi.
Menurut cara berpikir yang dijadikan dasar berpijak kapitalisme, setiap individu dan ini dapat berupa seseorang, sebuah perusahaan atau suatu bangsa harus berjuang atau berperang hanya untuk kemajuan dan kepentingannya sendiri.
Yang paling menentukan dalam peperangan ini adalah produksi. Para produsen yang paling unggul akan bertahan hidup, sedang yang lemah dan tidak mampu bersaing akan tersingkir dan mati.
Inilah sistem yang sedang berlaku, dan seolah tidak ada kepedulian bahwa mereka yang tersingkirkan dalam perjuangan sengit ini, mereka yang terinjak-injak dan jatuh ke jurang kemiskinan adalah manusia.
Yang justru dianggap lebih penting adalah pertumbuhan ekonomi, barang-barang, yakni produk dari pertumbuhan ekonomi tersebut.
Oleh karena itu, mentalitas kapitalis tidak merasakan adanya tanggung jawab moral atau hati nurani atas orang-orang yang terinjak di bawah kaki mereka, yang harus hidup dengan berbagai kesulitan.
Robert Wright menulis teori evolusi dalam buku The Moral Animal, mengulas secara singkat tentang bencana kemanusiaan. Dikenal dengan istilah “Darwinisme Sosial”, ideologi ini digunakan oleh kaum rasis, fasis dan kapitalis”
Yaitu perlunya mendorong kompetisi di berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan memaklumkan tidak perlunya memberikan kesempatan atau bantuan bagi masyarakat yang lemah di sektor apapun, baik kesehatan maupun ekonomi.
Menurut Tille, sosok terkemuka yang mewakili mentalitas kapitalis menyatakan, "kesalahan besar mencegah kemiskinan dengan memberikan bantuan atau pertolongan bagi kelas-kelas yang tersingkirkan"
Jika seseorang itu miskin maka ini adalah kesalahannya; tak seorangpun berkewajiban menolong orang tersebut untuk bangkit (dari kemiskinannya).
Jika seseorang itu kaya, bahkan jika ia telah mendapatkan kekayaannya melalui cara yang amoral, maka hal ini adalah karena kecakapannya.
Oleh karena itu, orang yang kaya akan tetap bertahan hidup, sedangkan yang miskin akan tersingkirkan dan terhapuskan. Ini adalah pandangan yang telah hampir mendominasi secara keseluruhan pada masyarakat jaman sekarang, dan merupakan gambarang singkat tentang moralitas kapitalis.
“Jika mereka benar-benar layak untuk hidup, mereka akan hidup. Akan tetapi jika mereka benar-benar layak mati, adalah paling baik jika mereka harus mati”