Tipu menipu keahlian Jokowi untuk menaikan popularitas ?

Tipu menipu keahlian Jokowi untuk menaikan popularitas ?

Jokowi tidak bisa menempatkan dirinya sebagai Presiden. Jokowi itu pinginnya selalu mendapat sorotan media bahwa telah bekerja, tetapi hasilnya nol besar


Jokowi memanfaatkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk menaikkan popularitas.

“Nampak sekali, Jokowi ingin menurunkan BBM di saat popularitasnya turun drastis. Lihat saja, di Twitter, Facebook banyak yang sudah tidak suka Jokowi. Ini juga yang dipikirkan Jokowi. Ini hanya kebijakan tipu-tipu saja,” papar pengamat politik Muhammad Huda.

Huda mengatakan, kalaupun memang harga BBM ingin diturunkan sebaiknya angkanya cukup besar, supaya dampaknya terlihat nyata di masyarakat.

“Kami melihat jika ingin punya dampak di tengah masyarakat maka penurunan harga BBM harus berkisar minimum sekitar 5 sampai 10 persen. Apabila di bawah itu maka dampaknya tidak akan ada, dan lebih baik tidak usah diturunkan karena tidak membawa manfaat bagi masyarakat,” jelas Huda. (TS)

Demikian juga dengan mengundang para Pedagang dan PKL di Istana, Upaya Jokowi Tipu Rakyat Kecil untuk Naikkan Popularitas

“Kalau mengundang pedagang itu pekerjaan Menteri Perdagangan. Cara yang dilakukan Jokowi itu bagian pencitraan agar dianggap pro rakyat, padahal sejatinya kebijakan Jokowi mencekik para pedagang,” ungkap aktivis politik Ahmad Lubis,  Kamis (3/9).

Kata Lubis, Jokowi tidak bisa menempatkan dirinya sebagai Presiden. “Jokowi itu pinginnya selalu mendapat sorotan media bahwa telah bekerja, tetapi hasilnya nol besar. Apakah dengan mengundang makan siang pedagang sudah bisa menyelesaikan kebijakan yang membebani pedagang,” tanya Lubis.

Lubis melilhat sikap yang ditujukan Jokowi itu hanya kamulfase untuk menutupi ketidakmampuan dalam mengatasi masalah ekonomi di Indonesia. “Itu hanya kamulfase saja,” papar Lubis.

Lubis mencurigai para pedagang termasuk PKL di Jakarta yang diundang Jokowi di Istana hanya untuk kampanye saja. “Itu hanya model kampanye memanfaatkan PKL, pedagang untuk popularitas Jokowi,” papar Lubis.

Kata Lubis, masalah PKL dan pedagang di Jakarta itu urusan Gubernur Ahok tetapi masih diurusi Jokowi. “Atau jangan-jangan Jokowi itu ingin kembali lagi jadi Gubernur DKI tetapi masih malu-malu,” sindir Lubis.

Jokowi mengundang perwakilan pedagang-pedagang dari sejumlah pasar di Jakarta. Di antaranya pedagang dari Pasar Gembrong, Pasar Jatinegara, Pasar Pramuka, PKL Sunda Kelapa, PKL Proklamasi, PKL Pluit dan lain sebagainya.

“Saya ingin siang hari ini mendapatkan masukan, mendapatkan masalah-masalah yang ada di pasar baik masalah penataannya, baik berkaitan harga ada, baik harapan kebijakan ke depan seperti apa,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/9). (TS)

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda