PT Pertamina (Persero) mengaku siap menyetop penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menginginkan agar penjualan berkadar oktan 88 tersebut dihapus di wilayahnya.
"Tapi kalau pun dihilangkan akan secara bertahap. Tidak bisa langsung," ujar Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, Rabu (3/2).
Kemarin, usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara Perusahaan Umum Bulog dan PT Food Station Tjipinang, Ahok mengaku tengah menyiapkan surat yang berisikan imbauan kepada Pertamina untuk menghilangkan Premium di Jakarta.
Wacana penghapusan premium bertujuan agar BBM yang saat ini tidak lagi disubsidi tersebut hanya boleh digunakan untuk angkutan umum.
Menanggapi hal itu, Bambang mengklaim penghapusan premium di DKI Jakarta akan menguntungkan Pertamina lantaran diyakini bakal mengurangi volume impor premium.
Sebab, saat ini persentase penggunaan premium di Jakarta mencapai 20 persen dari total konsumsi BBM jenis tersebut di Indonesia.
"Udara Jakarta juga lebih bersih dan risiko (losses) Pertamina akan berkurang," imbuh Bambang.
Turunkan Harga
Seiring dengan wacana penghapusan premium di Jakarta, Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kurtubi meminta pemerintah segera menurunkan harga BBM yang dilego Pertamina ke masyarakat .
Ini diungkapkan menyusul tren penurunan harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di level US$30 per barel.
"Kami juga meminta pemerintah mengubah periodesasi penetapan harga BBM. Dengan kondisi seperti sekarang tidak cocok kalau perubahan harga dilakukan tiga bulan sekali," kata Kurtubi.
Sebagaimana diketahui, saat ini harga Premium di kawasan Jakarta dibanderol di angka Rp6950 per liter sementara solar subsidi dijual pada harga Rp5.650 per liter [cnn]