Anggota DPRD DKI dianggap kembali diperdaya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pernyataan tersebut dilontarkan Direktur Center for Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi saat mengomentari dicoretnya uang rapat bagi anggota dewan senilai Rp300 ribu per sesi, kendati dialokasikan di APBD DKI 2016.
“Sudah tahu Ahok omongannya enggak bisa dipercaya. Masih saja mau ditipu bakal dapat uang rapat agar APBD cepat selesai,” ujarnya saat dihubungi Aktual.com, Kamis (11/2).
Parahnya, imbuh eks aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini, hal tersebut menjadi materi pencitraan bagi Ahok. “Dibilang gaji dewan gede lah. Bahkan di atas dia. Enggak ada aturannya, ditolak rakyat lah,” bebernya.
Uchok pun heran, masih ada sejumlah partai yang berencana mengusung Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, kendati fraksinya di Kebon Sirih telah ‘dikadali’.
“Kan aneh. Sudah dilecehkan, dihina, dikorbankan, masih aja ada yang mengusung dia nanti,” tandas mantan Koordinator Investigasi dan Advokasi Fitra itu.
Ketua DPRD DKI, Prasetio Edi Marsudi, sebelumnya mengatakan anggota dewan bakal mendapatkan tunjangan Rp300 ribu tiap mengikuti rapat.
Menurut Sekretaris DPD PDI-P DKI ini, cara tersebut cara efektif mencegah korupsi. Namun Ahok menolak usul tersebut. Kilahnya, tidak memiliki dasar hukum dan dipastikan ditolak warga. Bahkan, klaim bekas politikus di tiga partai itu, gaji dewan jauh lebih besar dibanding yang diperolehnya. [akt]