Binatang raksasa yang hampir punah dan sulit ditemukan

Binatang raksasa yang hampir punah dan sulit ditemukan

Binatang-binatang raksaksa yang sulit ditemui bahkan hampir punah akibat dari rusaknya habitat mereka dan karena perburuan manusia


Armadillo Raksasa (Priodontes maximus)
Bayangkan sebuah binatang seukuran babi besar dengan tubuh yang dipenuhi sisik, dan cakar depan sepanjang 20 sentimeter yang bagai belati. Itulah armadillo raksasa.

Tapi, mereka sangat pintar bersembunyi dan para ilmuwan harus memakai kamera pengintai untuk mempelajari mereka.

“Sangat sedikit orang yang pernah melihat armadillo raksasa di alam liar,” kata Arnaud Desbiez, yang mengelola Proyek Armadillo Raksasa di Brasil.

"Di tempat penelitian lapangan, pemilik peternakan yang lahir dan besar di sini pun belum pernah melihat armadillo raksasa sebelum proyek ini dimulai."

Dengan bobot hingga 50 kilogram dan panjang mencapai 1,5 meter, Priodontes maximus dikenal sebagai spesies armadillo terbesar di Bumi.

Tapi karena ukurannya yang dua kali lebih besar dari spesies armadillo lain, mereka tidak bisa bergulung dan membentuk bola ketika merasa terancam. Sebaliknya, mereka akan menggali lubang bawah tanah dengan cakarnya.

Armadillo raksasa dikategorikan sebagai spesies yang rentan kehilangan habitat karena perburuan, tetapi warga lokal menganggap penampakan mereka sebagai pertanda buruk.


Kodok Goliath (Conraua goliath)
Kodok terbesar di dunia beratnya bisa sama dengan bayi yang baru lahir, yaitu sekitar 3,2 kilogram.
Walau tubuhnya besar, kodok ini tetap pada naluri alami sebagai amfibi untuk bersembunyi. Warnanya yang hijau berbintik-bintik membuat mereka cocok berkamuflase di bebatuan berlumut.

Mereka hidup di sungai-sungai dekat pesisir di hutan Afrika barat.
Dilihat dari ukurannya, Anda mungkin menyangka bahwa suara kodok ini akan mengelegar. Tetapi kenyataannya, kodok raksasa tidak memiliki kantong vokal sehingga mereka hanya bisa bersiul untuk memikat pasangan.

Kodok ini tergolong binatang yang terancam. Populasi mereka dilaporkan terus menurun, hingga tinggal 50% dalam tiga generasi terakhir. Kodok ini selalu diburu untuk makanan khusus dan untuk perdagangan internasional hewan piaraan– antara lain untuk kompetisi lompat kodok di AS.

Sebagaian kodok memang diekspor untuk program penangkaran, tetapi hal ini tidak terlampau berhasil. Para pemerhati lingkungan kini berkonsentrasi untuk bekerja bersama komunitas lokal untuk menekan perburuan sembarangan.


Cumi-cumi Raksasa (Architeuthis)
Bisa jadi mereka adalah binatang raksasa yang paling keji yang mengintai di bawah permukaan laut. Cumi-cumi raksasa ini panjangnya hingga lima meter dan jika ditambah dengan tentakelnya, panjangnya bisa menjadi lebih dari 13 meter.

Mereka adalah pemangsa atau predator, dengan ciri khas bola mata yang seukuran bola sepak, dan paruh yang dapat mengoyak daging.

Tapi, sebagai penghuni laut dalam (di bawah kedalaman 1.000 meter), jarang sekali manusia mendapati spesies ini dalam keadaan hidup.

Konon, mereka sering merusak kapal-kapal, tetapi penampakkan yang terdokumentasikan sangat langka sehingga tidak bisa dibuktikan kebenarannya.

Kebanyakan cumi-cumi raksasa baru tampak di permukaan laut ketika mereka telah mati atau sekarat.

Keberadaan cumi-cumi ini di lingkungan alaminya pertama kali didokumentasikan dengan film pada tahun 2012.

Proyek itu dilangsungkan oleh sebuah tim ilmuwan internasional yang meluncurkan kendaraan bawah laut di lepas pantai Jepang. Dengan sedikit umpan dan banyak keberuntungan, binatang yang dinantikan itu muncul juga melintas di depan kamera mereka.

Penulis : Ella Davies (BBC)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda