Bukan hanya Jogja, di Jepang pun banyak warung makanan khas Angkringan

Bukan hanya Jogja, di Jepang pun banyak warung makanan khas Angkringan

Warung ini sangat ramai dikunjungi orang, kebanyakan pengunjungnya adalah orang-orang kantoran yang baru pulang kerja.


Warung angkringan khas Jepang dinamakan Yatai, Yatai biasanya mulai muncul menjelang malam, dan banyak dijumpai di sekitar stasiun kereta bawah tanah dan daerah yang selalu dipadati orang, ada banyak penjaja Yatai mulai dari yang menggunakan gerobak hingga memakai mobil boks.

Akan tetapi Kebanyakan penjual yatai mendirikan tenda di pinggir jalan, dan pada umumnya mereka menjual ramen (mie Jepang) dan oden (berbagai jenis makanan yang direbus dalam kuah konbu atau katsuobushi, seperti lobak, kue ikan, telur rebus, konnyaku).

Selain rasanya enak, makanan yang dijual di yatai harganya relatif murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan makanan sejejnis di restoran.


Pada hari-hari besar seperti (tahun baru) atau perayaan matsuri, biasanya didirikan yatai-mise, berupa kumpulan yatai yang menjual bermacam-macam makanan seperti taroyaki (gurita bakar), yakisoba (mie goreng), watagashi/wataame, (aromanis), dan berbagai makanan khas Jepang lainnya. Setiap yatai yang ada didirikan pada event seperti itu disebut juga dengan nama tekiya.

Yatai sangat ramai dikunjungi orang, kebanyakan pengunjungnya adalah orang-orang kantoran yang baru pulang kerja. Yatai di malam hari biasanya menjual makanan dan minuman penghangat badan, seperti sake, oden, yakitori (sate ayam), doteyaki (urat daging sapi yang direbus bersama miso dan mirin), dan sebagainya

Di prefektur Fukuoka bahkan ada sebuah tempat bernama yatai-machi (kota yatai), yaitu sekumpulan yatai dengan berbagai macam makanan yang dijual dalam satu tempat. Bisnis yatai cukup mengalami perkembangan pesat bahkan sempat menjamur di berbagai daerah, sehingga mengganggu keindahan kota. Karena itu polisi daerah setempat mulai menertibkan yatai yang didirikan secara liar di pinggir jalan dan pusat perkotaan.


Sekarang untuk mendirikan yatai dibutuhkan izin, dan karena izin di keramaian pusat kota sangat sulit, belakangan ini yatai jarang dijumpai di pusat kota.

Meski demikian yatai tidak hilang begitu saja, karena di beberapa kota besar justru bermunculan yatai yang menyajikan sesuatu yang baru, seperti karaoke-yatai di Osaka, juga neo-yatai di daerah Maru no Uchi, Tokyo.


Neo-yatai yang didirikan dengan meniru kedai kaki lima di daerah Asia Tenggara ini sangat populer di kalangan cewek Jepang karena selain tempatnya bersih, neo-yatai juga buka pada siang hari dengan menyajikan bermacam-macam masakan etnik.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda