Jokowi: Pekerjaan Pemerintah Sudah Banyak, Rakyat Jangan Manja
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi dimulai pada tahun 2016 ini. Meskipun demikian, Presiden Joko Widodo menegaskan, pemerintah tidak akan memanjakan masyarakat karena akan menurunkan daya saing.
Tahun 2016, kata Jokowi, merupakan dimulainya era kompetisi. Dengan demikian, jadi hal yang tidak mungkin apabila pemerintah terus melakukan proteksi dan subsidi bagi masyarakat.
"Jangan berharap negara akan proteksi, subsidi besar-besaran yang akan melemahkan daya saing kita. Sudah tidak lagi. Deregulasi akan kita keluarkan, daya saing akan lebih baik," ungkap Jokowi. [kompas]
Dari berita diatas maka @gerindra pun merasa gerah atas ketidak konsistenya Jokowi..
Inkonsisten Jokowi Larang Manjakan Rakyat, tapi Manjakan Investor Asing.
- Kita ingat awal Januari lalu, saat menyambut berlakunya MEA, @jokowi meminta rakyat Indonesia untuk tidak manja
- @jokowi bertujuan agar pemerintah tidak akan memanjakan masyarakat karena akan menurunkan daya saing.
- Yang dimaksud “memanjakan” oleh @jokowi adalah proteksi dan subsidi kepada rakyat
- @jokowi menyatakan "Jangan berharap negara akan proteksi, subsidi besar-besaran yang akan melemahkan daya saing kita."
- @jokowi ingin melakukan Deregulasi dengan alasan daya saing akan lebih baik.
- Jika kita masih sadar, pernyataan @jokowi itu inkonsisten. Pertama, saat debat capres-cawapres jelang Pilpres 2014 lalu,
- @jokowi bicara tentang perlunya membuat regulasi untuk mempersulit investor asing masuk ke Indonesia.
- Namun sekarang setelah menjabat menjadi Presiden, @jokowi malah getol bicara deregulasi.
- Kedua, @jokowi melarang rakyat manja, tetapi beliau malah memanjakan pengusaha.
- Hampir semua kebijakan @jokowi seetelah menjabat sangat memanjakan pengusaha, seperti kemudahan perizinan usaha, keringanan/pembebasan pajak, jaminan upah murah, kemudahan mengakses bahan baku, kemudahan pembebasan lahan, dan lain-lain
- Ketiga, @jokowi inkonsisten dengan kata-kata yang kerap diucapkannya saat kampanye: Negara harus hadir untuk melindungi segenap bangsa.
- Dalam hal ini, negara hadir juga harus dimaknai besarnya peranan pemerintah untuk memastikan kesejahteraan seluruh rakyat.
- MEA juga harus dilihat secara kritis. Di belahan dunia manapun, hingga detik ini, perdagangan bebas tidak pernah meninggalkan cerita baik.
- Kita lihat North America Free Trade Agreeement/ perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA).
- Tiga negara yang tidak sebanding kekuatan ekonominya, yakni Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, dipaksa bersaing bebas.
- 20 tahun berjalan, NAFTA meninggalkan cerita miris. Meksiko yang paling babak belur
- Sejak gabung NAFTA tahun 1994, ekonomi Meksiko tidak tumbuh. Pertumbuhan ekonomi rata-rata antara 1994-2013 hanya 0,9 persen.
- Angka kemiskinan sangat tinggi: 52,3%. Dan jutaan petani Meksiko jadi pengangguran setelah Meksiko dibanjiri oleh produk pertanian AS.
- Jadi saat perdagangan bebas dibuka, upah buruh sangat murah, dan modal bebas masuk ataupun keluar, ada pihak yang sangat diuntungkan.
- Ya, siapa lagi yang diuntungkan kalau bukan pemilik korporasi besar.
- Jadi kembali lagi, Ini bukan soal manja. Perlu dicamkan: Rakyat Indonesia tidak manja! @jokowi
- Seharusnya @jokowi tahu, hampir 70 persen rakyat Indonesia hidup di ekonomi informal.
- Mereka nyaris tampa campur tangan negara dalam permodalan, produksi, hingga pemasaran. Mereka berdiri di kaki sendiri!
- Namun, jika MEA dan sejenisnya diterapkan, maka merekalah yang paling pertama tergilas.
- UMKM dipaksa tarung bebas dengan korporasi. Dan patut dicatat, merujuk pada data 2015, jumlah UMKM di Indonesia ..
- mencapai 57,8 juta atau 99,9 persen dari total usaha di Indonesia.
- Kita tidak anti integrasi regional. Tidak ada anti konektivitas.
- Yang kita tolak adalah keiginan untuk mendorong persaingan bebas untuk melayani tujuan kapital.
- Integrasi regional harusnya bicara kemakmuran bersama. Sebagaimana mandat pembukaan UUD 1945; “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial."