Dengan ketidakpedulian rakyat, Indonesia menjadi sarang penyamun

Dengan ketidakpedulian rakyat, Indonesia menjadi sarang penyamun

Kualitas BBM terendah di Malaysia adalah RON 95, setara Pertamax Plus. dengan harga lebih rendah dari harga premium di Indonesia


Beli Premium di Indonesia Dapat Pertamax Plus di Malaysia

Faisal Basri menilai pemerintah seharusnya bisa lebih banyak lagi memangkas harga premium di tengah penurunan harga minyak mentah dunia, seperti yang dilakukan oleh pemerintah Malaysia. Pasalnya dengan harga yang lebih murah, Faisal mencatat konsumen bisa mendapatkan BBM dengan kualitas yang lebih tinggi di negeri Jiran tersebut.

“Kualitas BBM terendah di Malaysia itu RON 95, setara Pertamax Plus. Sudah tidak ada lagi RON 88, 90, atau RON 92. Dan pemerintah Malaysia sudah menurunkan harga jual BBM disana sejak 1 Januari 2016,” ujar Faisal, Senin (4/1). [cnn]

Sementara itu..

Dalam diskusi publik mengenai refleksi kinerja Kabinet Kerja Jokowi-JK selama tahun 2015, Pengamat Ekonomi, Ichsanudin Noorsy mengkritik kebijakan penurunan harga BBM Premium yang dilakukan pemerintah.

Menurut perhitungannya, harga Premium seharusnya Rp 4.500, bukan Rp 7.150.

Ia memperhitungkan berdasarkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS, Rp. 14.000 dan harga minyak berdasarkan West Texas Intermediate, US $ 37 dan plus keuntungan yang diambil sebesar Rp 250 per liter.

"Nilai tukar Rp 14.000, harga West Texas Intermediate, 37 Dollar (AS) per barrel, maka harga per liter jadinya Rp 4.250, saya buletin nih. Oke, ada kemungkinan untuk keuntungan lebih besar tambahin deh Rp 250," ucapnya dalam diskusi "Benarkah Kabinet Kerja Jokowi-JK Gagal?" di Restoran Handayani Prima, Jl. Matraman Raya, Jakarta Timur, Kamis (24/12/2015).

Lebih lanjut ia menjelaskan, berdasarkan logika yang dikaitkan dengan pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said, maka hargaBBM Premium yang saat ini sebesar Rp 7.150 merupakan hasil pemborosan yang dilakukan Pertamina.

"Ketemu argumentasinya Sudirman Said, faktor yang kita perhitungkan dalam rangka BBM adalah soal tingkat efisiensiPertamina, harus diakui bahwa harga yang sekarang disebabkan juga Pertamina boros!" tambahnya. [trib]

*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda