Beginilah jadinya jika jabatan menteri hasil dari pemberian bonus

Beginilah jadinya jika jabatan menteri hasil dari pemberian bonus

Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dinilai tak paham kehidupan orang miskin yang sedang lapar malah diminta diet atau mengurangi makan


Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani meminta agar rakyat miskin diet dan kurangi makan. Gurauan Puan ini kemudian menjadi polemik. Puan dinilai tidak peka terhadap situasi dan kondisi rakyat miskin.

Wakil Ketua Komisi VIII DPR yang membidangi masalah sosial, Sodik Mudjahid menyayangkan komentar Puan tersebut. Meski dia memahami maksud Puan adalah bercanda, namun pernyataan itu dinilai tak pantas diucapkan oleh seorang menteri.

"Komentar itu sangat tidak cerdas, selera humor yang buruk. Dia mau humor tapi buruk," kata Sodik saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (29/1).

Sodik menambahkan, bercanda meminta rakyat miskin agar diet sangat sensitif. Puan yang juga putri Megawati Soekarnoputri ini dinilai tak paham kehidupan orang miskin yang sedang lapar malah diminta diet.

"Karena satu itu adalah wilayah yang sensitif menyangkut perut orang, menyangkut kehidupan orang. Orang sedang lapar kok disuruh diet," kecam dia.

Politikus Partai Gerindra ini menuding Puan tidak pengalaman menjadi seorang menteri. Oleh sebab itu, Puan tidak bisa mengemban tugasnya dengan baik sebagai menteri koordinator (menko).

"Kontennya tidak pas, segi humor tidak tepat, mencerminkan pengalaman yang dangkal terhadap tugas dan fungsinya sebagai menko," tutur dia.

Sodik meminta pemerintah harus mengakui semakin meningkatnya angka kemiskinan di Tanah Air. Sehingga menurut dia, apa yang disampaikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta tambahan pasokan beras miskin kepada Puan sangatlah wajar.

Sebelumnya, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika memastikan akan menambah anggaran daerah untuk pengadaan beras miskin. Hal ini perlu dilakukan karena adanya peningkatan angka kemiskinan di Bali.

Pastika juga langsung meminta kepada Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani agar alokasi beras untuk rumah tangga miskin (raskin) di Bali dinaikkan.

"Tadi saya sudah berkonsultasi dengan DPRD Bali dengan Bappeda Bali untuk menambah kuota raskin di Bali karena dari data yang dikeluarkan oleh BPS Bali jumlah orang miskin naik dari sebelum yakni 4,7 persen menjadi 5,2 persen," ujar Pastika saat acara penyaluran program raskin/rastra tahun 2016 tingkat nasional di Bali, beberapa waktu lalu.

Puan Maharani yang hadir dalam acara penyaluran raskin langsung menjawab permintaan Gubernur. Sambil berseloroh, Puan meminta rakyat miskin untuk diet dan tidak makan terlalu banyak.

"Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa," gurau Puan.

Menurut Puan, pemerintahan Jokowi-JK saat ini tengah berupaya untuk mengurangi impor beras dari berbagai negara. Untuk itu, dia mengimbau agar masyarakat bisa mengonsumsi pangan alternatif yang tidak hanya berasal dari beras.

Menurut data BPS Bali, penyebab meningkatnya angka kemiskinan di Bali karena mahalnya harga beras di pasaran. Produksi beras semakin menurun karena badai Silikon. Selain itu, jumlah raskin sebanyak 15 kilogram perbulan dinilai tidak cukup.

Puan menyebut, masalah kemiskinan di Bali dan daerah lainnya juga terjadi karena banyaknya raskin yang disalahgunakan dan dipolitisasi.

"Jangankan Pilkada, di Pilkades juga menggunakan Raskin. Kata calon kepala desa, kalau kamu pilih aku, maka saya akan mengurus beras Raskin. Ada lagi kepala desa yang bagi rata, karena ditekan oleh oknum tertentu dan sebagainya," tutupnya. [mdk]
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda