Sekitar 80% adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan . Tapi, siapa menyangka mereka adalah pengidap psikopat? Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopat. Penelitian juga membuktikan, 1 dari 8 pengguna Facebook adalah pengidap psikopat.
Apakah psikopat itu ?
Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental .
Pengertian psikopat secara umum
Dari berbagai definisi, bisa disimpulkan bahwa psikopat adalah kelainan kepribadian yang melanggar norma-norma sosial, hukum, dan agama.
Prof.Robert D Hare dalam bukunya berjudul “Without Conscience” menyebutkan 10 ciri-ciri pengidap psikopat. Sepuluh di antaranya yaitu:
- Sering berbohong.
- Egosentris
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah.
- Senang melakukan pelanggaran.
- Sikap acuh atau cuwek.
- Kurang empati.
- Agresif.
- Impulsif dan mudah bereaksi.
- Tidak mampu bertanggung jawab.
- Manipulatif,
- Psikopat ringan, yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma sosial.
- Psikopat sedang, yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma hukum.
- Psikopat berat, yaitu pengidap psikopat yang melakukan perilaku yang secara umum menyimpang dari norma-norma agama
- Egosentris: enggan menerima saran-saran positif dan suka membantah
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: suka menyerang pribadi pembuat status tanpa merasa bersalah
- Senang melakukan pelanggaran: suka memuat foto porno, foto tidak sopan, suka membuat status yang tidak layak dibaca
- Sikap acuh tak acuh: suka membuat komentar yang bersikap sinis
- Kurang empati: merasa lebih tahu, lebih mengerti, dan merasa lebih pintar dari pembuat status lainnya
- Agresif: suka mencela status dan penulis status. Bahkan, suka menggurui.
- Impulsif dan mudah bereaksi: jika ada status yang bernada provokatif, Facebooker tersebut langsung bereaksi keras.
- Tidak mampu bertanggung jawab: kalau melakukan kesalahan di Facebook, tak pernah meminta maaf.
- Manipulatif: kalau ditegur Facebooker lain, selalu cari-cari dalih atau alasan.
- Egosentris: suka memalak atau memeras
- Sering berbohong: suka menipu, pungli, korupsi, nepotisme, suap, dan sogok
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: selalu mengulangi perbuatan jahatnya
- Senang melakukan pelanggaran: suka melakukan tindakan kriminal perdata.
- Sikap acuh tak acuh: tidak takut ancaman hukuman.
- Kurang empati: suka mempermainkan perasaan orang lain.
- Agresif: suka memaksa.
- Impulsif dan mudah bereaksi: langsung reaktif tanpa mau mendengarkan keluhan orang lain.
- Tidak mampu bertanggung jawab: selalu menghindar dari pertanggungjawaban.
- Manipulatif: suka cari-cara alasan dan pembenaran atas perbuatan kriminalnya.
- Sering berbohong: walaupun sudah disumpah atas nama Tuhan, tetapi tetap berbohong (di pengadilan)
- Egosentris: merasa diri sendiri paling sempurna.
- Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah: jika berkata tidak benar (munafik) dan suka ingkar janji walaupun mengucapkan kalimat “Insha Allah”
- Senang melakukan pelanggaran: berzina, judi, lesbian, homoseks.
- Sikap acuh tak acuh: tidak mau menghargai penganut agama lain.
- Kurang empati: membenci suku lain, ras / bangsa lain dan antar golongan lain secara sembarangan (gebyah uyah).
- Agresif: melakukan perkosaan, pembunuhan, perampokan, perusakan harta pribadi, penyiksaan.
- Impulsif dan mudah bereaksi: bersikap anarki terhadap hal-hal yang tujuannya mungkin baik tetapi caranya salah dan tidak religius.
- Tidak mampu bertanggung jawab: melakukan kejahatan dengan dalih membela agama atau demi agama.
- Manipulatif: bersikap syirik/musyrik.
Gejala, ciri-ciri dan dan analisa di atas jika diterapkan kepada orang lain, sifatnya masih merupakan “indikator awal”. Tingkat kebenarannya masih 50%.
Untuk membuktikan kebenarannya apakah seseorang pasti psikopat ataupun bukan psikopat, perlu observasi dan diagnosa lebih lanjut oeh ahlinya.
Diagnosa bisa dilakukan secara medis dan atau psikologis dan membutuhkan waktu yang cukup. Meskipun demikian, indikator awal biasanya cukup bisa dijadikan gambaran yang sebenarnya.
Semoga bermanfaat... (Oyin Ayashi)