Kutipan dari Merdeka
Bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra semakin percaya diri untuk maju dalam Pilgub 2017. Dari sejumlah pimpinan partai politik (parpol) yang ditemuinya, pakar hukum tata negara ini menyebutkan ada tiga parpol yang sudah serius menanggapi safari politiknya.
"Paling serius ada Golkar, PKS, Gerindra juga. Yang lain-lain masih negosiasi, walaupun PKS mengumumkan mereka akan menempuh prosedur internal," kata Yusril usai menjadi khatib di masjid Nurul Iman, Blok M Square, Jakarta Selatan, Jumat (25/3). [mdk]
Kutipan dari Detik
Bakal cagub DKI Yusril Ihza Mahendra sudah bertemu dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Meski begitu, Partai Gerindra belum menentukan pilihan untuk Pilgub DKI 2017.
"Yusril sudah ketemu Pak Prabowo. Tapi kita masih pantau perkembangan," kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (28/3/2016).
Gerindra memang sudah mengadakan penjaringan cagub DKI, tetapi belum ada keputusan hingga saat ini soal calon yang akan didukung. Menurut Muzani, partainya masih menjaring aspirasi warga [detik]
Salah satu bakal cagub DKI 2017, Yusril Ihza Mahendra sudah safari politik ke ketum-ketum parpol, termasuk Ketum Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Tetapi, dukungan Golkar disebut baru akan diputuskan setelah Munas.
"Akan segera dibahas usai Munas tanggal 17 mei 2016 atau selambat-lambatnya 27 Mei 2016," kata Wabendum Golkar hasil Munas Riau, Bambang Soesatyo kepada wartawan, Senin (28/3/2016).
Saat ini, Golkar sedang fokus menggabungkan kepengurusan dan juga mempersiapkan munas. Meski begitu, rapat pleno untuk mengesahkan panitia dan jadwal belum juga jelas kapan diadakan. [detik]
Kutipan dari Kompas
Yusril Ihza Mahendra, salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta, menyatakan belum dapat menentukan siapa sosok bakal calon wakilnya pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.
Menurut Yusril, siapapun calon wakilnya bergantung pada pembicaraannya dengan pimpinan partai pendukungnya.
"Kalau wakil itu saya tidak bisa tentukan sendiri. Artinya saya harus bernegosiasi dengan partai-partai. Itu juga yang dibicarakan oleh Pak Prabowo Subianto maupun Pak Aburizal Bakrie bahwa mereka akan bicara dengan sesama pimpinan partai," kata Yusril usai diskusi Reboan yang diselenggarakan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) di Rumah KB PII di Cikatomas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2016). [kompas]
Kutipan dari Tempo
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama kembali mendapat dukungan partai untuk maju dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Dukungan dari partai tak menyurutkan relawan Teman Ahok yang masih yakin Ahok akan maju lewat jalur independen bersama mereka.
Juru bicara relawan Teman Ahok, Singgih Widyastomo, mengatakan pihaknya tak meragukan keputusan Ahok maju lewat jalur independen dalam pilkada DKI 2017. Menurut dia, kedekatan Ahok dengan sejumlah partai politik tak akan menggoyahkan keputusan pria kelahiran Juni 1966 itu.
“Dari awal, sudah jelas komitmen Pak Ahok maju lewat jalur independen. Kedekatan dengan parpol juga karena mereka (parpol) mendukung,” ujar Singgih saat dihubungi Tempo, Minggu, 27 Maret 2016. Menurut Singgih, langkah yang dijalani Teman Ahok soal pengumpulan sejuta KTP tak akan terganggu komentar miring. [mtempo]
Ahok punya reserve
Dengan dukungan resmi dari Partai Hanura (10 kursi) dan sebelumnya NasDem (5 kursi), Ahok sudah menggaet 15 kursi DPRD DKI Jakarta. Kursi ini memang tidak akan berguna sebagai syarat pencalonan jika Ahok tetap memilih lewat jalur independen.
Namun, jika Ahok tidak berhasil mengumpulkan syarat minimal KTP untuk nyalon independen, dia masih bisa melirik parpol. Sebab, Ahok tinggal butuh 7 kursi lagi untuk bisa mencalonkan diri kembali sebagai pemimpin DKI. [merdeka]
Yusril sulit mendapat dukungan Partai ? (Opini) :
Menjelang diadakannya pemilihan gubernur DKI 2017, beberapa nama bersliweran yang akan menantang pasangan Ahok-Heru. Tercatat diantaranya ada ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault dan musisi Ahmad Dhani.
Nama-nama yang cukup akrab di pendengaran kita. Keinginan mereka untuk menjabat sebagai orang nomer satu di DKI patut diapreasi karena hal itu sudah menjadi hak setiap warganegara.
Hanya saja apakah jalan yang mereka tempuh akan semulus dan sebanding tekad yang dimiliki. Seperti sudah diketahui bahwa proses menuju pemilihan gubernur bisa ditempuh lewat dua cara, yaitu :
Melalui mekanisme diusung parpol yang memenuhi syarat kepemilikan kursi di DPRD atau dengan cara independen.
Apabila melihat latar belakang dari Yusril Ihza Mahendra yang bukan dari partai besar dan memiliki kursi yang cukup di DPRD, diperkirakan akan sangat sulit maju di pilgub.
PBB yang menjadi basis dukungan Yusril bahkan tidak memiliki satu kursi pun di parlemen. Untuk mencari parpol pengusung yang termasuk besar semacam Gerindra dan PKS bukanlah hal mudah atau malah bisa dikatakan tertutup.
Alasannya sangat sederhana, sebagai parpol yang memiliki basis pendukung banyak dan juga kursi lumayan besar, tentunya juga berambisi berkuasa lewat kader parpol sendiri.
Jadi melihat perhitungan diatas, bisa dikatakan sosok nama Yusril bisa saja masuk kotak dan tidak punya kesempatan maju menjadi pesaing Ahok.
Gerindra yang sudah menyiratkan mengusung Sandiaga Uno tentunya memiliki nilai tawar lebih tinggi berdasarkan perolehan kursi di DPRD.
Adhyaksa Dault yang sebagai kader PKS jika masih berkeinginan diusung oleh partainya, mau tidak mau harus mengikuti mekanisme yang ada atau PKS akan memilih kader lain.
- Hanya pak Yusril...yang punya jawaban pasti untuk mengikuti pilgub secara idependen atau dukungan parpol
- Saat Code Lab konfirmasi ikut idependen atau parpol melalui akun twitternya juga tak menjawab, mungkin dianggap pertanyaan bodoh !
- Yang jelas partai politik perlu uang, jadi tak ada makan siang gratis,
- Semoga Opini ini tidak benar terjadi untuk pak Yusril...Selamat berjuang !