Brimob bersenjata lengkap dengan rompi anti peluru datang untuk seorang Siyono

Brimob bersenjata lengkap dengan rompi anti peluru datang untuk seorang Siyono

“Subhanallah. Luar biasa sekali. Jasadnya utuh, tidak ada bau sama sekali,” ujar seorang anggota Kokam di Masjid Muniroh samping kediaman Siyono


Menjelang siang Polisi datang dengan mengerahkan pasukan BRIMOB mendatangi lokasi pemakaman dan ikut berjaga di sekitar lokasi

Mereka datang dengan senjata lengkap dan rompi anti peluru yang membuat situasi menghangat, kemudian setelah negoisasi antara KOKAM dan Kapolres akhirnya sebagian pasukan BRIMOB ditarik dari lokasi agar tidak memancing pihak pihak lain mendatangi lokasi otopsi jenazah.


“Proses otopsi sedang berlangsung dengan pengawalan KOKAM Pemuda Muhammadiyah dan dukungan penuh warga Pogung, Cawas, dilakukan oleh 9 Dokter Forensik Muhammadiyah. Sama sekali tidak ada penolakan warga”, terang Dahnil Anzar selaku Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.

Dari pantauan juga tidak ada warga yang menolak proses otopsi jenazah seperti yang sempat disampaikan Kepala Desa beberapa waktu lalu yang menyatakan warga menolak otopsi dan apabila tetap dilakukan maka warga akan mengusir keluarga siyono namun faktanya tidak ada warga yang bersikap seperti itu.

Salah seorang anggota Kokam lainnya bercerita bahwa ia merasa takjub saat ia ikut dalam proses penggalian makam Siyono.

“Subhanallah. Luar biasa sekali. Jasadnya utuh, tidak ada bau sama sekali,” ujar seorang anggota Kokam di Masjid Muniroh samping kediaman Siyono seperti yang dilansir oleh kiblat.net.

Pria setengah baya yang enggan disebutkan namanya ini menjelaskan kondisi jasad Siyono masih utuh, sama seperti dikuburkan sekitar duapuluh hari yang lalu. “Giginya masih utuh, hanya rambutnya saja yang sedikit berkurang,” tambahnya.

Sekretaris Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono turut mengkonfirmasi keutuhan jasad Almarhum Siyono. Endro yang turut menyaksikan proses autopsi jenazah sempat berbincang dengan Prof. Dr. drg. Sudibyo, SU., Sp. Perio (70 tahun) yang memimpin proses autopsi.

Menurut Prof. Dibyo, kondisi tanah lempung yang basah di sekitar makam sangat membantu awetnya kondisi jenazah. (sangpencerah.com)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda