Cerita humor modus operandi LSM mencari dana...

Cerita humor modus operandi LSM mencari dana...

Setiap LSM pasti membutuhkan dana untuk melakukan kegiatannya dan membutuhkan sponsor, Sehingga independensinya berkurang


Lembaga swadaya masyarakat (disingkat LSM) adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya.

Organisasi ini dalam terjemahan harfiahnya dari Bahasa Inggris dikenal juga sebagai Organisasi non pemerintah (disingkat ornop atau ONP (Bahasa Inggris: non-governmental organization; NGO).

Organisasi tersebut bukan menjadi bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara. Maka secara
garis besar organisasi non pemerintah dapat di lihat dengan ciri sbb :


  • Organisasi ini bukan bagian dari pemerintah, birokrasi ataupun negara
  • Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (nirlaba)
  • Kegiatan dilakukan untuk kepentingan masyarakat umum, tidak hanya untuk kepentingan para anggota seperti yang di lakukan koperasi ataupun organisasi profesi (wikipedia)

Kesalahan LSM
Kesalahanya semua adalah setiap LSM membutuhkan dana. Membutuhkan sponsor. Sponsor mau mangawasi dananya. Sehingga independensinya berkurang…atau hilang sama sekali.

Kesalahan kedua, LSM menyalahi kata LSM itu sendiri, yaitu Swadaya. Karena swadaya artinya Tenaga sendiri. Disinilah kita harus membedakan antara organisasi nonprofit dan swadaya.

Pertanyaannya adalah bagaimana LSM di Indoensia mau berswadaya ?

Kesalahan ketiga adalah, Cara berpikir yang terbalik. Contohnya: seperti kejadian di Pulau Enggano, LSM mendirikan Solar panel, padahal masayrakat di Enggano butuh teknologi bertani yg modern, berkebun yg menghasilkan, butuh cara yg efektif dalam menangkap ikan atau kepiting atau udang. Sehingga mereka bisa punya uang sendiri, mau beli Genset atau Solar panel, atau Kapal ikan yg besar, atau motor, atau becak sendiri.

Kembali lagi ke soal Dana….Di Indonesia yang menggunakan HP bisa menghabiskan kurang lebih 10-20% incomenya hanya untuk ngobrol dan buka internet. Belum termasuk makan, bayar listrik, transportasi, tempat tinggal dll. Akhirnya….menjadi ….

Kesalahan keempat adalah LSM menjadi Window dressing saja….pameran…Seperti screen saver dijual belikan untuk mencari dana. Dalam arti mengikuti trend, LSM menjadi zombie, maksudnya tidak punya uang lagi, tetapi kalau ada acara pelantikan kepalanya di Hotel berbintang 5. Disitu mereka berbicara bagaimana miskinnya masyarakat yang mereka bela.

Lanjoott…, nah ini hanya sebagian kecil saja, ane hidup dan bekerja setidaknya ada beberapa LSM dilingkungan kehidupan ane. Ane tidak sebutkan namanya nanti bisa berabe urusannya, :nohope setiap bulan itu sedikitnya ada 3 yang keluar masuk lingkungan ane dengan tujuan berbeda2 dengan modus yang berbeda2 sampai ada yang ngaku2 utusan BIN...,capede

Disni saya menitik beratkan point ke dua ciri dari sebuah LSM yaitu “Dalam melakukan kegiatan tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan (nirlaba)”.

Saya rasa sebagian kecil atau mungkin sebagian besar LSM tidak lagi berpegangan pada point ini memandang begitu gencar dan semangatnya sebuah LSM itu dalam memantau perkembangan sebuah institusi baik pemerintah maupun swasta, untuk kepentingan siapakah ?

Untuk kepentingan masyarakat atau untuk kepentingan pribadi semata ? Coba kita survey masyarakat kecil indonesia mengerti tidak apa itu LSM ?   Pak/bu apa saja yang sudah diberikan kepada Bapak/Ibu? Yooo LSM iku opo toh ndok ?

Berapa banyak masyarakat kecil indonesia saat ini ? Dan sudah sejauh mana peran dan semangat pengorbanan LSM tersebut kepada mereka dibanding semangat yang berkobar2 mencari celah di sebuah institusi ? Jawab saja sendiri mungkin sudah pada tau atau mungkin tidak tau sama sekali...

Lumayan miris memang melihat perkembangan dan kinerja LSM dalam tanda kutip LSM yang “Nakal” , mungkin anda sebagai ketua atau bagian dan anggota dari LSM yang baik mungkin akan mengabaikan kalimat ini.

Sudah jelas LSM yang demikian itu bertujuan untuk mencari keuntungan sepihak. Ada pengalaman dengan beberapa LSM yang mempunyai modus operandi tertentu berikut penggalan percakapan yang terjadi:

LSM   : selamat pagi, bapak pimpinan ada?

Saya   : Kebetulan baru saja keluar pak, ada perlu apa kira-kira pak?

LSM   : kami dari LSM Blablabla.. ingin mengadakan pemeriksanaan di instansi bapak (sambil menunjukkan identitas)

Saya   : uff..!! (dalam hati) :ngakak, atas dasar apa pak?

LSM   : ini surat tugas kami dari atasan untuk memeriksa dan mengaudit (sambil menunjukkan surat tugas, ada tanda tangan kepala BIN, seribu surat beginian ane juga bisa buat :ngakak)

Saya   : (senyam senyum) Wah, kami tidak bisa sembarangan menunjukan dokumen kepada pihak tertentu karena kami juga berada dalam pengawasan Lembaga yang kami naungi. Dan mereka yang berhak atas itu.

LSM   : Begini saja pak, kami hanya perlu beberapa data dari instansi bapak dan bapak bisa mengisi nya di formulir ini (sambil menyodorkan form)

Saya   : Kalau sekedar beberapa informasi mungkin bisa kami berikan (ane isi juga alakadarnya)

Ane   : ini sudah selesai, yang tidak saya isi mohon maaf.  Terimakasih atas kunjungannya pak (langsung ane salam)

LSM   : kira2 kapan bisa ketemu sama bapak pimpinan ya pak? (mencoba ngulur waktu seperti ada yg di tunggu padahal udah ane salam)

Saya   : mungkin hari senin depan kalau bapak datang pagi bisa ketemu

LSM   : iya, tidak enak juga kalau tidak ketemu langsung dengan beliau

Saya   : iya pak tapi bagaimana lagi, kan beliau sedang keluar

LSM   : begini pak kami juga butuh partisipasi dari Bapak dalam pengembangan LSM ini

Saya   : Partisipasi bagaimana pak?  matabelo (pura2 gak tau)

LSM   : Ya sekedar transport pak

Saya   : (pengembangan kok lari ke transport :hammer) owhh… begitu. Ya karena pimpinan sedang tidak ada ditempat saya tidak dapat ngambil keputusan pak

LSM   : hubungi saja dulu bapak pimpinan pak !

Saya   : Weeewwww……., ngotot ni orang (dalam hati)
Ya sudah begini saja pak, besok atau senin pagi saja bapak kembali lagi, biar lebih enak langsung ngomong dengan pimpinan saya saja. Saya hanya dapat memberikan informasi sekedarnya..

LSM   : ya sudah la kalau begitu kami permisi dulu (dengan muka ketus langsung bergegas)

Saya   : :ngakak (dalam hati)

Apa yang dilakukan LSM tersebut telah memberikan contoh tidak pantas dan dapat mencoreng nama baik LSM tentunya. Bagaimana bisa sebuah Lembaga Swadaya berubah menjadi lembaga peminta-mnta. tidak hanya di Instansi ane rekan-rekan lain juga punya pengalaman yang sama dengan modus yang mirip.

Untuk itu marilah kepada segenap LSM agar lebih lurus dalam menjalankan tugas dan fungsinya, jika tidak bisa berdiri secara independen tak perlu lah kiranya di bentuk LSM nanti ujung-ujungnya hanya meresahkan masyarakat itu sendiri.

Bagi di sebagian Instansi baik pemerintahan maupun swasta LSM bahkan sudah menjadi sebuah Momok yang menakutkan dengan modus tertentunya.

Marilah kita bekerja dengan hati nurani dan menyampingkan kepentingan kantong pribadi jika ingin memperbaiki dan mengedepankan kepentingan masyarakat...
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda