Indonesia loyo dihadapan China karena kebanyakan utang

Indonesia loyo dihadapan China karena kebanyakan utang

Cina tampaknya paham betul bahwa Indonesia tak akan punya nyali untuk melawan kapal Cina walaupun melanggar wilayah RI


Kapal KKP Hiu 11 diusir dari Laut Natuna oleh kapal perang Cina. Kapal penjaga laut Indonesia tersebut dipaksa melepaskan kapal berbendera Cina Kway Fey yang tertangkap basah sedang mencuri ikan di Laut Natuna pad 19 Maret lalu. Cina tampaknya paham betul bahwa Indonesia tak akan punya nyali untuk melawan.

Ketakutan Indonesia untuk berseberangan dengan Cina tak lepas dari janji pemberian utang lebih dari 100 miliar dollar AS untuk membangun infrastuktur. Apalagi pembangunan pembangkit-pembangkit listrik sekarang ini didominasi oleh Cina.

Maka, kalau Cina menghentikan pasok suku cadang atau mengacaukan sistem komputer di pembangkit buatannya, Indonesia bakal langsung menghadapi krisis listrik.

Tak kalah gawatnya, kini Cina memimpin dalam pembangunan berbagai infrastuktur lainnya seperti pelabuhan laut, tranportasi darat dan sebagainya.


Tak kalah pentingnya adalah kenyataan bahwa para pengusaha besar Indonesia, termasuk yang sukses menjadi politisi dan menduduki kursi strategis di pemerintahan seperti wakil presiden RI, memperoleh dana ratusan juta bahkan miliaran dollar AS dari bank-bank BUMN Cina.

Bahkan telah terungkap dalam dengar pendapat di DPR, tiga bank BUMN  Mandiri, BRI, dan BNI masing-masing telah mencairkan kredit sebesar satu miliar dollar AS dari Cina.

Kredit tersebut habis disalurkan dalam waktu dua bulan, dan tanpa melalui parlemen dengan alasan besifat ‘business to business’ meski penandatanganan akta kreditnya dilakukan di Beijing dan disaksikan oleh meneteri BUMN Rini Soemarno.

Konglomerat terbesar di Indonesia Sinar Mas Gorup telah menadatangani kredit sebesar 1,5 miliar dollar AS dengan dua bank BUMN Cina yaitu CDB dab ICBC.

Dalam naungan Kalla Group, di antaranya adalah pembangunan pabrik pengolahan nikel senila 400 juta dolar AS, dan pembangunan pembangkit listrik tenaga batubara senilai 330 juta dollar AS. Keduanya mengandalkan kredit dari bank BUMN Cina.

Sementara itu di lingkungan Toba Sejahtera Group milik Menkopolhukan Luhut Panjaitan, ekspor batubaranya hampir semua menuju Cina. (ir)

Jangan lupa baca juga :
Janji Jokowi bahwa “dalam soal kedulatan, saya tak akan kompromi” hanyalah sekedar bualan tanpa makna
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda