Jika memilih Bengkulu sebagai destinasi wisata, Anda berkesempatan untuk menyaksikan sendiri danau yang bisa dikatakan cukup aneh karena warnanya yang tidak lazim, merah.
Letak danau ini berada di kawasan perbukitan Raja Mandare, yang merupakan perbatasan antara kota Pagaralam dan Kaur, di Provinsi Bengkulu. Karena berbatasan dengan kota Pagaralam, sebagian mengenal danau ini dengan menyebutnya danau Pagaralam.
Keunikan dari danau ini sendiri baru diketahui atau ditemukan pada tahun 2010 lalu, ketika ada rombongan warga setempat melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi. Ekspedisi dilakukan dengan melewati kawasan tebing, hutan, perbukitan hingga akhirnya sampai menemukan danau berwarna merah darah ini.
Danau Pagaralam yang biasa dijuluki sebagai danau berdarah ini, memiliki luas sekitar 6 hektar, terletak di Kabupaten Kaur atau tepatnya, di wilayah perbatasan Kota Pagaralam. Tentu tidak mudah untuk bisa mencapai tempat ini.
Anda perlu datang dulu ke Kota Pagaralam, bisa dengan kendaraan pribadi atau dengan kendaraan umum seperti angkot atau ojek. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri hutan Rimbacandi, kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan, menaiki tebing, dan meneruskan perjalanan melalui perbukitan Raje Mandare.
Enchi Wulan salah satu cewek pecinta alam sedang mengabadikan gunung Dempo |
Penasaran dengan airnya yang berwarna merah? Jika Anda sempat datang ke danau ini, cobalah ambil air danau ini dengan tangan. Air yang tertampung pada tangan Anda bisa dipastikan tidak berwarna merah melainkan warna jernih kecokelatan seperti air danau pada umumnya. Itulah keunikan lain yang bisa ditemukan di sini!
Bicara soal fauna yang hidup disini, Anda akan melihat beberapa hewan yang berukuran besar dan tak lazim seperti lipan raksasa, yakni sejenis kelabang dengan panjang mencapai 50 cm dan lebarnya mencapai 30 cm. Ada pula burung yang berukuran cukup besar dan kerbau raksasa yang di tanduknya terdapat sarang lebah.
Burung-burung dan hewan lainnya di kawasan ini cukup jinak, untuk dapat melihatnya lebih jelas dan dekat kita bisa saja melakukannya, asalkan kita tidak mengeluarkan suara atau berbicara, karena hal itu dapat membuat mereka lari atau pergi.
Kawasan hutan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi habitat kawanan kerbau liar (Bubalus bubalis).