Biasanya Partai Politik akan memilih calon yang akan diusung dengan melihat sejauhmana rakyat di daerah tersebut mencintai(mendukung) nya atau tidak sang calon gubernur, atau prestasi apa yang dilakukan oleh sang gubernur yang akan diperjuangkannya
Semua pasti ada alasannya
Begitupula ketika partai politik beramai ramai mendukung sosok Basuki Tjahja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur yang akan diusung pada pilgub DKI 2017; pasti ada alasannya
Kalau alasannya karena dukungan 1 juta KTP untuk Ahok; bukankah sudah dibongkar kebusukannya, bagaimana cara memperoleh dukungan satu juta KTP tersebut
Kalau alasannya prestasi, bukankah selama ini Provinsi DKI Jakarta dibawah kepemimpinan Ahok selalu rendah penyerapan anggarannya, atinya tidak banyak yang dilakukan selama ini
Gubernur Ahok tak lebih dikenal sebagai pemimpin yang senang mengeluarkan hal hal kontroversial semata, dengan kata kata diluar kesantunan, serta tukang gusur rakyat kecil
Bahkan untuk kasus korupsi, tengoklah nama sang gubernur yang sering disebut sebut masuk pusara dua kasus besar yaitu Sumber Waras dan Proyek Reklamasi
Lantas alasan apa yang melatarbelakangi Partai Politik mendukung Gubernur Ahok?
Ketika warga Jakarta sendiri melakukan penolakan dimana mana, serta KPK harus pusing dibuatnya karena nama sang gubernur sering disebut dalam pusara kasus
Pasti ada alasan yang membuat partai politik akhirnya memilih sosok gubernur Ahok menjadi calon gubernur DKI 2017, yang pasti bukan alasan demi rakyat dan kepentingan kemajuan di DKI kalau menengok fakta selama ini
kembali, lantas apa yang melatarbelakangi parpol mendukung Ahok?
Partai politik bertujuan mencari dan mendapatkan suara rakyat untuk berkuasa, dalam mencari dan mendapatkan dukungan suara rakyat partai politik biasa melakukan pendekatan aspirasi, aspirasi rakyat adalah aspirasi Tuhan
Partai politik bekerja berdasarkan aspirasi rakyat, agar dukungan rakyat kedepannya akan tetap dan beralih kepada mereka
Namun semua logika itu kini menjadi terbalik, ketika partai politik seolah berlomba memilih Gubernur Ahok menjadi calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022
Sementara Figur Gubernur Ahok dimata rakyatnya sendiri sudah ‘bukan’ menjadi orang pilihan untuk menduduki kursi DKI 1
Bukan berdasarkan hasil survey; namun sebuah kenyataan dilapangan; tengoklah bagaimana warga koja menolak kedatangan sang gubernur, lalu yang terakhir peristiwa penolakan hingga bentrokan yang terjadi di Penjaringan, karena menolak kedatangan sang gubernur kedaerahnya
Penolakan itu sebuah fakta, bahwa rakyat atau warga Jakarta sudah tidak mencitai sang gubernur nya sendiri, lalu mengapa partai politik ramai ramai mendukungnya?
Adakah kesepakatan diantara mereka, adakah transaksi yang disepakati atas dukungan tersebut? karena melihat realitas yang ada, warga jakarta sendiri sudah anti kepada Gubernur Ahok sendiri (Adityawarman)