Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) resmi mulai berkantor di markas PBB di Wina, Austria. Ini sebagai kelanjutan atas kepercayaan PBB memilih BPK sebagai eksternal auditor IAEA atau Badan Energi Atom Dunia. BPK berkantor di Wina hingga 2018.
"Ini sebuah tantangan besar untuk membuktikan BPK lembaga audit yang kredibel guna mengawal akuntabilitas dan transparansi lembaga PBB yang sangat strategis," papar R Yudi Ramdan, Kepala Biro Humas dan Kerjasama Luar Negeri, BPK di Wina, Rabu (11/5/2016).
Yudi mengungkapkan dalam Programme Budget Committee Meeting di IAEA, Senin ( 9/5/2016), Badan Energi Atom Dunia itu mengharapkan BPK segera memulai audit keuangan dan kinerja IAEA mulai tahun 2016. Ini langsung direspon BPK menempatkan sejumlah auditor di markas PBB itu.
Seperti diketahui keahlian auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mendapat pengakuan dunia. Ini dibuktikan oleh BPK dengan memenangkan kontrak audit Badan Energi Atom Dunia atau The International Atomic Energy Agency (IAEA).
"Kami telah memenangkan tender untuk melakukan kontrak audit IAEA selama dua tahun. Kami mengalahkan Philipina dan India dalam tender ini," ujar Harry Azhar Azis, Ketua BPK kepada TeropongSenayan, beberapa waktu lalu di Jakarta.
Menurut Harry, sebanyak 60 auditor BPK yang telah mendapatkan sertifikat internasional akan terlibat dalam pekerjaan tersebut. Mereka akan mengaudit keuangan lembaga dunia yang mengawasi penggunaan energi nuklir itu.
"Jadi auditor BPK akan berada di kantor IAEA di Swiss secara bergantian untuk menjalankan kontrak ini," ujar Harry. Hanya saja dia mengaku lupa mengenai besaran nilai kontrak pekerjaan pemeriksaan keuangan IAEA ini.
Kontrak pemeriksaan keuangan IAEA itu untuk laporan keuangan 2015 dan 2016. Untuk tahap awal, minggu depan beberapa auditor BPK akan berangkat ke kantor IAEA untuk melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan.
Menurut Harry, BPK memiliki SDM auditor yang cukup memadai untuk bersaing di pasar internasional. Kontrak internasional ini merupakan yang pertama kali dimenangkan oleh BPK. "Tahun lalu kami masih kalah dengan Philipina," ujar Harry.(ris)