Jawaban konyol bekas menteri ESDM tersingkat Arcandra Tahar

Jawaban konyol bekas menteri ESDM tersingkat Arcandra Tahar

Jika tampang dijadikan alasan untuk warga negara maka akan terlihat kekonyolannya, "lihat aja tampang gua, tampang padang" tampang batak bisa saja warga negara Afrika


Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra menilai, jawaban yang disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra di Istana Negara tidak bernilai.

Harusnya, kata dia, Arcandra menjawab kabar bahwa dirinya sudah menjadi warga negara Amerika Serikat sejak tahun 2012 silam, lewat oath of allegiance atau sumpah setia dengan data. Bukan jawaban yang terkesan tidak serius.

"Diplomasi konyol, enggak ada effek apa-apa. Orang Madura dengan tampang Madura bisa aja jadi WN Saudi Arabia. Kalau ditanya dia WN apa, masa dijawab "lihat aja tampang gua, tampang madura kan?". Engga ada artinya apa-apa," kata Yusril pada INILAHCOM, Jakarta, Minggu (14/8/2016).

Dengan demikian, dia berharap baik Presiden Jokowi dan Arcandra meluruskan kabar itu melalui data. Sebab, bila tidak dijelaskan dengan data diyakini akan menjadi isu liar ditengah masyarakat.

"Pemerintah dan pak archandra harus menjelaskan dengan bukti-bukti yang sah status kewarganegaraan beliau apakah WNI atau WN AS," papar dia.

Sebelumnya Arcandra dikabarkan menjadi warga negara Amerika Serikat (AS) sejak tahun 2012. Archandra memang sudah tinggal di AS sejak 20 tahun lalu. Pria kelahiran Padang, 10 Oktober 1970 ini mengambil program master jurusan Ocean Engineering di Universitas Texas A&M pada 1996. Selepas itu, Archandra pun berkarier di negara tersebut.

Padahal, berdasarkan UU nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara, khususnya Pasal 22 ayat 2 huruf a dijelaskan bahwa syarat pengangkatan seorang menteri adalah ia harus seorang WNI.

"Kapan sih rakyat negeri ini akan sadar bahwa negara seharusnya dipimpin orang yang mengerti ngurusi negara, bukan amatiran melulu?" ketusnya di Jakarta, Senin (15/8/2016).

Ia bahkan menilai langkah Presiden Joko Widodo ini adalah sebuah tindakan yang memalukan.
"Presiden sampai salah mengangkat menteri yang ternyata telah kehilangan status WNInya adalah tindakan yang memalukan," jelasnya.

Ia bahkan menilai para menteri juga tidak memberikan kejelasan soal kewarganegaraan Archandra Tahar.

"Anehnya, para menteri pembantu Presiden memberikan penjelasan bertele-tele mengenai status kewarganegaraan Archandra Tahar," katanya.(inilah)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda