Kecerobohan Jokowi sebagai seorang presiden

Kecerobohan Jokowi sebagai seorang presiden

Entah karena lugu atau ketidak mampuanya dalam berfikikir Jokowi tak jarang cari-cari alasan setelah ketahuan kekeliruanya dan dikecam publik,


Diantara banyak kesalahan Jokowi dalam kebijakan-kebijakan selama menjadi presiden, mungkin kasus PERPRES ‘Tidak baca, hanya tanda tangan’ adalah yang paling membuat malu bangsa Indonesia di mata dunia.

Joko: ‘I Don’t Read What I Sign’

Begitulah judul salah satu media berbahasa inggris yang sungguh membuat malu seluruh rakyat Indonesia. Menanggung malu presiden Indonesia seperti itu. Walau saya tak memilih Jokowi saat pilpres, tapi saya ikut menanggung malu.

I don’t read what I sign
I don’t think what I said
I don’t plan what I did
I don’t know everything
dan parahnya… I don’t think about that (#BukanUrusanSaya)

Entah karena lugu atau ngeles cari alasan setelah dikecam publik gegara menaikkan tunjungan untuk pejabat melalui PERPRES yang ditandatanganinya,

Presiden Joko Widodo mengaku tidak mencermati satu per satu usulan peraturan yang harus ditandatanganinya, termasuk soal lolosnya anggaran kenaikan uang muka pembelian mobil untuk pejabat negara. Menurut dia, Kementerian Keuangan seharusnya bisa menyeleksi soal baik dan buruknya sebuah kebijakan.

“Tidak semua hal itu saya ketahui 100 persen. Artinya, hal-hal seperti itu harusnya di kementerian. Kementerian men-screening apakah itu akan berakibat baik atau tidak baik untuk negara ini,” ujar Jokowi saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (5/4/2015).

Jokowi menceritakan, setiap harinya dia harus menandatangani dokumen yang begitu banyak. Hal itu membuat Jokowi, sebagai orang nomor satu negeri ini, mengakui bahwa dirinya tidak selalu memeriksa semua dokumen itu.

Do'a yang bikin heboh..
Doa sejatinya berisi harapan dan ungkapan hati umat manusia kepada Tuhan YME. Namun, yang terjadi dalam Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI tahun sidang 2016-2017 di gedung DPR/MPR cukup membuat heboh khalayak.

Doa penutup yang dibawakan anggota DPR-RI dari Fraksi Gerindra, HR.Muhammad Syafi'i di hadapan Presiden Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla dan para menteri serta kepala lembaga negara ini cukup terdengar seperti sindiran. Sebagian orang yang mendengar doa ini menyebutnya sebagai doa politis

Doa itu bahkan sudah divideokan dan diunggah ke laman YouTube. Berikut ini isi sebagian doa yang dibawakan Syafi’i dengan derai air mata:

“Seperti mata pisau yang hanya tajam ke bawah, tapi tumbuh ke atas sehingga mengusik rasa keadilan bangsa ini. Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir ya Allah.

Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu.

Biarlah kehidupan ekonomi kami, Bung Karno sangat khawatir bangsa kami akan menjadi kuli di negeri kami sendiri. Tapi hari ini, sepertinya kami kehilangan kekuatan untuk menyetop itu bisa terjadi. Lihatlah Allah. Bumi kami yang kaya dikelola oleh bangsa lain dan kulinya adalah bangsa kami. ya rabbal alamin.

Kehidupan sosial budaya, seperti kami kehilangan jati diri bangsa ini, yang ramah, yang santun, yang saling percaya. kami juga belum tahu bagaimana kekuatan pertahanan dan keamanan bangsa ini kalau suatu ketika bangsa lain menyerang bangsa kami. Ya rahman ya rahim tapi kami masih percaya kepadaMu, bahwa kami masih menadahkan tangan kepadamu artinya engkau adalah Tuhan kami, Engkau adalah Allah YME.

Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.

Di mana-mana rakyat digusur tanpa tahu ke mana mereka harus pergi. Di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan Allah di negara ini rakyat ini outsourcing, tidak ada jaminan kehidupan mereka. Aparat seakan begitu antusias untuk menakuti rakyat.

Hari ini di Kota Medan di Sumut, 5000 kepala keluarga sengsara dengan perlakuan aparat negara. Allah lindungilah rakyat ini, mereka banyak tidak tahu apa-apa. Mereka percayakan kendali negara dan pemerintahan. Allah kalau ada mereka yang ingin bertaubat, terimalah taubat mereka ya Allah. tapi kalau mereka tidak bertaubat dengan kesalahan yang dia perbuat, gantikan dia dengan pemimpin yang lebih baik di negara ini Ya Allah..

  • Logikanya..
    Jika ada yang tersinggung dengan isi do'a tersebut berarti orang yang tersinggung adalah orang yang melakukan perbuatannya seperti yang ducapkan dalam do'a
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda