Benarkah HKTI tak kerahkan anggotanya ikut Parade Bhinneka Tunggal Ika ?

Benarkah HKTI tak kerahkan anggotanya ikut Parade Bhinneka Tunggal Ika ?

Saling bantah memang menambah seru dalam sebuah diskusi walaupun kadang bikin jengkel. Demikan dengan HKTI membantah tak pernah mengerahkan petani untuk kegiatan politik,


Rangkuman dari berbagai berita

Ketua Bidang Pemberdayaan Petani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Muhammad Arum Sabil membantah telah memobilisasi dan membayar massa senilai Rp 150 ribu untuk ikut festival Bhinneka Tunggal Ika yang diselenggarakan di Jalan Medan Merdeka Selatan.

"Kayaknya enggak ada (memobilisasi massa), enggak ada," katanya saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 19 November 2016.

Menurut Arum, HKTI tak pernah mengerahkan petani untuk kegiatan politik. Apalagi berangkat ke Jakarta untuk mengikuti parade Bhinneka Tunggal Ika di pelataran Monumen Nasional pada Sabtu pagi. Selama ini, HKTI hanya konsentrasi untuk mengangkat isu-isu pertanian di Indonesia.

Padahal...

Masyarakat yang menggunakan kaos dengan tulisan HKTI
 ikutan berebut jatah makanan saat mengikuti parade
Puluhan bus berjajar di sepanjang bahu Jalan Kopo, Soreang, Margahayu, Bandung sejak pagi buta. Satu per satu warga Margahayu masuk ke dalam bus yang telah disediakan koordinator massa.

"Bukan demo, katanya suruh datang aja ke Jakarta, tapi enggak tahu buat apa," kata Dadang, 58 tahun, satu di antara massa yang berbagi kisah dengan Tempo di Jakarta, Sabtu, 19 November 2016.

Sepekan sebelumnya, Dadang mengklaim bahwa koordinator Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menawarinya untuk pergi ke Jakarta mengikuti acara Festival Bhinneka Tunggal Ika pada hari ini.

Masalahnya Dadang tidak tahu apa itu Bhinneka Tunggal Ika.

Namun, itu tak jadi soal baginya, karena koordinator tersebut menawarkan uang transportasi senilai Rp 150 ribu.

"Itung-itung refreshing, dapat makan, dapat uang," ucap Dadang sembari menyunggingkan bibirnya.

Dadang pun akhirnya menyanggupi tawaran tersebut. Mengingat sejak sepekan terakhir, pendapatannya seret.

Sehari-hari ia bekerja sebagai seorang sopir taksi di Bandung. Selama sepekan terakhir pendapatannya tak menentu akibat banjir yang melanda Bandung.

Di sejumlah sudut taman Monumen Nasional juga terlihat orang-orang membagikan uang dengan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Rata-rata setiap orang mendapatkan uang Rp 150-200 ribu. Uang itu dibagikan secara terbuka di tempat publik. (tempo)


Siapakah di belakang HKTI ?

Cerita pertama...
Oesman Sapta Odang terpilih menjadi Ketua Umum Kerukunan Tani Indonesia periode 2010 - 2015 di Hotel Aston, Denpasar, pada Rabu 14 Juli 2010. Padahal sehari sebelumnya, HKTI dalam Musyawarah Nasional di Hotel Inna Grand Bali Beach, Denpasar, telah memilih Prabowo Subianto kembali menjadi Ketua Umum.

Jelas saja, kubu Prabowo menyatakan Munas yang memilih Oesman sebagai ketua HKTI tidak sah. Bukan hanya secara prosedur, Oesman juga dinilai bukan anggota HKTI, sehingga jelas tidak pernah menjadi pengurus HKTI. (viva)

Cerita kedua...
Ketua Dewan Pembina HKTI Prabowo Subianto dan Ketua Umum HKTI Fadli Zon melantik kepengurusan DPN HKTI untuk periode lima tahun mendatang.

Bertepatan dengan hari ulang tahun HKTI yang ke 43, Ketua Dewan Pembina HKTI Prabowo Suboanto dan Ketua Umum HKTI Fadli Zon melantik kepengurusan DPN HKTI 2015-2020. (tribunnews)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda