Pertunjukan striptis yang digelar rumah makan Social Kitchen di Surakarta menuai kecaman banyak pihak. Tak terkecuali dari Pengurus Daerah Muhammadiyah Surakarta. Meski telah ada mediasi serta permohonan maaf dari manajemen rumah makan, namun PD Muhammadiyah Surakarta menilai hal itu belum cukup.
Ketua PD Muhammadiyah Surakarta, KH Subari mengatakan Social Kitchen perlu mendapat sanksi tegas dari Pemerintah Kota Surakarta. Hal ini guna menjadi pelajaran sehingga rumah makan lainnya tidak menggelar acara serupa. Pertunjukan striptis yang digelar Social Kitchen pada Kamis (14/7) diniali telah mencoreng nama baik Surakarta sebagai poros budaya khususnya di pulau Jawa.
"Kita budaya timur, kita pun tak lepas dari kerajaan-kerajaan Islam. Dan Solo banyak rumah ibadah, banyak masjid jadi tolong ini jadi pertimbangan. Jika sudah menyalahi izin harus ambil tindakan, sebab kalau tidak diberi sanksi tidak akan membuat jera," tutur KH Subari kepada Republika,co.id, Senin (18/7).
Lebih lanjut ia mengkritik peran Pemkot Surakarta yang dianggap lemah dalam pengawasan izin usaha. Di mana izin usaha Social Kitchen merupakan rumah makan. Sedang dalam praktiknya terdapat hiburan berupa pertunjukan tari yang menampilkan penari-penari wanita setengah telanjang.
Bahkan seperti dibenarkan manajemen Social Kitchen sebelumnya, bahwa pertunjukan semacam itu sudah sering digelar. "Saya berpikir petugas itu tidak pernah meninjau, padahal itu merupakan pengawasan, artinya disini lemah pengawasannya," tuturnya.
Muhammadiyah Surakarta pun mengapresiasi warga Surkarta bersama Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) yang berinisiatif untuk mengkonfirmasi kebenaran terkait adanya pertunjukan tersebut. Bersama Satpol PP Surakarta dan Kepolisian Sektor Banjarsari, warga melakukan mediasi dengan manajemen rumah makan pada Ahad (17/7).
Hasilnya manajemen rumah makan yang terletak di Jalan Abdul Rachman Saleh, Banjarsari itu mengakui adanya pertunjukan itu. Terlebih sebelumnya telah beredar dimasyarakat foto-foto pertunjukan striptis yang belangsung di Social Kitchen.
Mereka pun meminta maaf dan berjanji tidak akan menggelar pertunjukan serupa. Sebagai komitmen Social Kitchen akan membuat surat pernyataan yang akan disampaikan kepada Wali Kota Surakarta. Sementara Subari mengimbau kepada warga yang mengetahui adanya pertunjukan serupa di Surakarta agar melapor pada yang berwenang.
"Sebab kalau masyarakat yang bergerak dianggap melanggar hukum, karena itu kami berharap tugasnya pemerintah bergerak mengawasi," tuturnya. (republika)