Persoalan Ormas LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) terkait dengan demo yang mereka lakukan ketika berhadapan dengan pihak pendukung Habib Rizieq yang mendapat serangan usai mengawal Habib Rizieq dalam pemeriksaan di Polda Jabar, Kamnis (12/1).
Seorang Polisi menahan anggota FPI agar bisa digebuk preman GMBI menggunakan balok kayu |
Dari akun milik Aditya Angga yang dikirimkan ke sebuah grup sosial media. Jika masyarakat Sunda yang terkenal dengan militannya jika menyangkut persoalan agama Islam sangat gerah dengan pihak GMBI yang membawa-bawa nama suku Sunda, akibatnya sebagian masyarakat mulai melakukan sweeping kepada anggota GMBI.
Bahkan tidak tanggung-tanggung setipa anggota GMBI yang mereka temukan langsung di tempeleng tanpa bisa berbuat apapun. seperti yang ditulis oleh Aditya.
“Masyarakat Sunda tidak terima dengan kelompok preman GMBI yang mencatut nama orang sunda, mereka mulai di sweeping dan ditempeleng satu2 .
Markas mereka mulai dibakar massa, konon pembina mrk yg juga kapolda Jabar gak berani keluar rumah karena ketakutan .” tulis Aditya yang dikirimkan ke BRO.
Aditya juga menyertakan sebuah foto yang memperlihatkan beberapa anggota GMBI tidak berdaya dan hanya pasrah duduk dihadapan warga yang marah.
Sementara itu..
KETUA LDK PW MUHAMMADIYAH DKI JAKARTA ANGGAP KAPOLDA JABAR MIRIP PREMAN
Kemarahan Mohamad Naufal Dunggio, Ketua Lembaga Dakwah Khusus PWM (Pimpinan Wilayah Muhammadiyah) DKI Jakarta, terkait dengan postingan dari akun sosial media milik Humas Polda Jabar.
Kemarahan Naufal akibat Humas Polda Jabar yang memuat postingan jika Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jabar kecam tindakan FPI Yang Anarkis, “Maksudnya apa ? ingin benturkan FPI dan Muhammadiyah ?” ujar Naufal yang merasa heran dengan Humas Polda Jabar justru dianggapnya ikut memperkeruh suasana.
Menurutnya persoalan yang ditengarai ormas yang menghadang pihak umat muslim di Polda Jawa Barat sudah ingin membenturkan antara rakyat dengan rakyat. Karena menurutnya Kapolda Anton Charliyan sudah keterlaluan.
“Kapolda Jabar dalam menyelesaikan masalah di wilayahnya memakai cara-cara premanisme.” ujarnya kesal. menurutnya kultur polisi itu seharusnya mengayomi, melayani dan melindungi.
“Justru Kapolda menggantinya dengan gaya menghabisi dan membumihangsukan. Ini model pemimpin preman tapi berseragam yang seragamnya justru dibiayai oleh uang rakyat,” sambungnya.
Sementara itu pihak PWM Jawa Barat, melalui Sekretarisnya, Rizal Fadillah, membantah jika PWM postingan dari Humas Polda Jabar. Justru PWM Jabar mendukung langkah yang dilakukan dalam konteks dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.
“PW Muhammadiyah tidak pernah mengeluarkan pernyataan mengecam pernyataan tindakan FPI tersebut,” ujarnya yang merasa kesal dengan pihak Humas Polda Jabar justru membuat berita bohong.
Sementara itu, postingan terkait dengan berita bohong yang diunggah oleh pihak Humas Polda Jabar sudah dihapus oleh adminnya. (jall)