Rebutan lahan pengamanan proyek kumpulan preman GMBI bentrok

Rebutan lahan pengamanan proyek kumpulan preman GMBI bentrok

Seorang anggota PP mendapat luka tusukan, sementara tiga anggota GMBI menderita luka parah


Dua organisasi massa (ormas), Pemuda Pancasila (PP) dan Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI) terlibat baku hantam di depan SMPN 1 Palimanan, Selasa (17/11).

Bentrokan dua ormas tersebut, diduga dipicu rebutan lahan pengamanan proyek pengecoran jalan Pasar Minggu-Kramat. Akibat peristiwa itu sebelas orang terluka.

Seorang anggota PP bahkan mendapat luka tusukan, sementara tiga anggota GMBI menderita luka parah, tujuh anggota GMBI lainnya luka ringan. Anggota PP yang terluka dirawat di Puskesmas Kepuh, sedangkan 10 anggota GMBI dirawat di RSUD Gunungjati.

Seorang saksi mata, Karnen (47) pedagang Buah yang berada tidak jauh dari lokasi bentrokan mengatakan, bentrokan dua anggota ormas itu bermula saat, rombongan anggota PP mendatangi lokasi proyek jalan tersebut. Namun di lokasi sudah ada anggota GMBI yang berjaga di proyek itu.

“Jelasnya saya tidak tahu persis, tapi awalnya anggota PP mendatangi anggota GMBI yang sedang jaga di proyekan itu. Mereka sempat mengobrol, namun tiba-tiba langsung terjadi baku hantam. Waktu saya ngiris buah, tiba-tiba langsung ribut saja, anggota GMBI nya pada lari,” kata Karnen.

Terpisah, Dankoti PP Kabupaten Cirebon, Sakwad mengatakan, pihaknya mendatangi lokasi proyek tersebut untuk menemui pimpinan proyek (pimpro) proyek pengecoran jalan, yang baru berjalan tiga hari tersebut. Hal itu lantaran, sebelumnya pimpinan proyek datang ke pimpinan mereka meminta adanya tenaga pengamanan dari PP.
“Pimpro pengecoran jalan ini datang ke kami bersama Aljabar, minta kami melakukan pengamanan proyek. Namun rupanya tanpa setahu kami ia milih GMBI,” kata Sakwad.

Karena di lokasi sudah ada anggota GMBI, maka pihaknya mendatangi dan menanyakan keberadaan pimpro pengecoran jalan, untuk meminta penjelasan mengapa tiba-tiba bukan PP yang berjaga di lokasi proyek, tetapi malah GMBI.

“Saya datang itu untuk menanyakan kepada mereka (GMBI, red) pimpro proyek itu di mana, karena awalnya sudah mendatangi kami. Kami menyakan dengan baik-baik, namun pihak GMBI marah hingga terjadi keributan,” imbuhnya.

Akibat bentrokan tersebut, lanjut Sakwad, seorang anggotanya, Arnaya (57) terkena tusukan pada bagian ketiak sebelah kiri. Yang bersangkutan telah jalani visum. Visum tersebut, menurutnya, akan digunakan untuk melaporkan peristiwa tersebut ke polisi, agar bisa diproses secara hukum.

Sementara itu, Kapolres Cirebon, AKBP Sugeng Heriayanto melalui Kapolsek Gempol, Kompol Sutisna membenarkan adanya bentrokan antara dua ormas yakni PP dan GMBI, yang dipicu saling berebut lahan pengamanan proyek pengecoran jalan Pasar Minggu-Kramat.

“Pimpro awalnya mendatangi PP untuk meminta pengamaan proyek itu, tetapi kenyataan di lapanngan GMBI yang diberikan kesempatan pengamankan proyek itu, sehingga anak PP menegur GMBI dan terjadilah keributan itu,” kata Sutisna.

Kejadian tersebut, menurutnya, mengakibatkan 11 orang terluka. Semua korban luka merupakan anggota kedua ormas yang terlibat bentrokan tersebut. “Empat orang yang luka berat, satu di antaranya dari PP yang mengalami luka tusuk pada ketiak sebelah kiri dan mendapat lima jahitan, sementara tiga orang dari GMBI,” ujar Sutisna.

Tiga korban luka berat dari pihak GMB masing-masing, Eka Karisa (31) yang mengalami luka sobek pelipis kanan dan lecet pada bagian tangan dan kaki. Kemudian, Sujali (40), yang mengalami luka patah tulang lengan kiri. Dan Idris (40), yang mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang.

Sementara korban luka ringan masing-masing Suwando (32), Hadi Nugroho (22), Rio Budianto (34), Iwan Suwendra (34), Sutadi (34), M. Nurani (35), dan Sutrisno (22).

Dari kejadian itu, kepolisian mengamankan satu motor Yamaha Mio yang bergambar PP dan sebuah kendaraan roda empat Toyota Avanza yang bertuliskan GMBI.

Sementara itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, polisi menjaga sekretariat masing-masing ormas, agar bentokan tidak meluas. Kapolsek Talun, AKP Dhiyanto mengatakan, menjelang magrib sejumlah anggota PP melewati Sekretariat GMBI di kawasan Jalan Sukarno Talun, namun sekretariat dalam keadaan kosong, sehingga yidak terjadi apapun.

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak polres dan saat ini sudah ada anggota Dalmas yang berjaga di sekretariat tersebut,” kata Kapolsek. (ADH)
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda