Guanxi hubungan sosial para Taipan Cina (1)

Guanxi hubungan sosial para Taipan Cina (1)


Jalinan kerjasama Pemerintah pusat Cina di Beijing dengan para konglomerat Cina Rantau di Indonesia yang umumnya berasal dari Cina Selatan seperti Salim Group atau Lippo Group, memang sudah ada sarananya sejak dahulu kala.

Terkait penerapan skema SEZ yang berhasil menjalin aliansi strategis antara pemerintahan Deng di Cina daratan dan para Taipan asal Cina Selatan, rupanya dijalin melalui sistem koneksi sosial yang unik, Guanxi. Melalui sistem koneksi sosial inilah modal para Taipan Cina Selatan berhasil dialirkan ke negeri leluhurnya di Cina daratan.

Guanxi merupakan sebuah kearifan lokal yang tumbuh di kalangan masyarakat tradisional Cina. Guanxi tumbuh dari suatu masyarakat agraris di mana orang-orang saling menolong dengan tetangga, kerabat dan pertemanan. Seperti nelayan, orang Cina membuat jaring Guanxi yang simpul-simpulnya terkait oleh pernikahan, klab-klab, perkumpulan rahasia, baik ke masa silam maupun masa depan. Mereka mengumpulkan Guanxi yang disusun oleh ibu atau kakek. Ini bisa diwariskan atau diserahkan.

Di bawah komunisme, bisnis tidak diatur untuk keuntungan melainkan untuk Guanxi, jenis penjaminan khas yang melangkahi saluran-saluran resmi. Guanxi bisa menjadi sarana para pihak yang bertikai untuk bernegosiasi atau beruding agar tercapai kesepakatan yang adil.

Bahkan Lee Kuan Yew bekas presiden Singapura, pernah mengatakan bahwa para Taipan Cina perantauan yang tersebar di berbagai negara, termasuk yang bermukim di Singapura, agar memanfaatkan Guanxi untuk membangun hubungan komersial yang kokoh dengan Cina Daratan. Sebab silsilah besar yang berakar dalam di Cina Daratan ini masih sangat kuat.

Orang-orang Cina Rantau masa kini yang kaya raya telah menganyam jaring serupa di beberapa universitas sohor di barat seperti Cambridge, Harvard, British Colombia dan Wharton. Menurut Seagrave dalam bukunya, para pengusaha kakap Cina Pesisir ini, pada umumnya berguru ilmu bisnis justru dari Sun Tzu, ahli strategi perang di era Dinasti Wu. Yang perlu kita waspadai adalah salah satu ajaran Sun Tzu yang diserap oleh para pebisnis Cina yang saat ini praktis sudah menguasai Indonesia. Antara lain:

Haluslah agar kau tak terlihat
Misteriuslah agar kau tak teraba
Maka kau akan kuasai nasib lawanmu...

Inilah benih-benih jaringan siluman atau aneka komunitas rahasia lainnya macan TRIAD, kongsi, sistem-sistem gilda, tong, serta asosiasi-asosiasi berdasarkan kesamaan nama dan asal, yang bersama-sama atau sendiri-sendiri, memasok koneksi-koneksi personal maupun jaringan finansial, sehingga Cina Rantau ini menjadi kekuatan hebat.

Modal ventura, pabrik-pabrik, perdagangan, dan para manajer top, mengalir ke Republik Rakyat Cina, dari para investor ekspatriat Cina di Hongkong, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan sebagainya.

Yang harus diwaspadai dari Skema SEZ ala Deng ini, adalah fakta bahwa Cina Daratan dan Taipan Cina Rantau nampaknya secara skematis memang sudah menyusun aksi strategis bersama.

Apakah para Cina Rantau yang ada di Indonesia bagian juga dari design ini?

Bersambung
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda