Kata orang jatuh cinta itu berjuta rasanya. Namun jangan salah, jutaan rasa itu tidak selalu menyenangkan. Menurut penelitian, sebenarnya kita engga nyaman saat jatuh cinta. Kenapa sih begitu? Karena kita punya harapan besar untuk cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan. Sementara di sisi lain,orang yang lagi PDKT biasanya di lubuk hatinya itu dia minder banget.
Hal ini disebabkan kekhawatiran orang jatuh cinta akan ditolak sama besarnya dengan harapannya untuk diterima. Akhirnya yang ada adalah bermain tebak-tebakan apakah orang yang kita suka itu suka juga gak sih sama kita.
Kita sibuk memikirkan dengan detil sikap dan perilakunya untuk coba memahami isi hatinya. Mmm waktu lagi dia begitu itu tandanya apa ya, terus kalau dia melakukan yang itu berarti apa ya. Padahal sering terjadi kita salah menafsirkan perilaku orang lain. Karena tiap orang itu berbeda. Orang yang dasarnya penuh perhatian akan jauh lebih sulit untuk ditebak.
Kita malah bisa jadi dianggap ke-GR-an karena ternyata dia emang perhatian sama semua orang. Ada pula orang yang dari sananya cuek dan emang sulit kasi perhatian, kita bisa aja jadi mikir dia gak naksir ama kita saking cueknya orang itu.
Terus manusia itu juga kompleks, sering gak bisa ditebak, siapa sih yang bisa tahu isi hati seseorang kecuali orang itu sendiri. Wong kita bisa bilang benci padahal kita suka, kita bisa bilang suka padahal benci. Kita bisa nangis padahal dalam hati tertawa, dan kita bisa tertawa padahal dalam hati menangis.
Sama cowo/cewe itu, kita bilang kita lagi naksir orang lain, padahal yang kita taksir tuh dia. Terus dia kasi selamat sama kita en ngedoain kita bisa ‘dapetin’ tuh orang. Kita jadi sedih, en mikir tuh kan dia gak suka sama gua, buktinya dia malah doain gua. Padahal siapa yang tau juga, ternyata di ujung sana dia juga lagi berdukacita karena mendengar kita naksirnya sama orang lain..
Dalam pergulatan mengatasi ketidaknyamanan, kita seringkali juga berusaha menutupi rasa itu dengan berbagai bentuk mekanisme pertahanan diri (defense mechanism). Contoh di atas yang kita bilang naksir orang lain bisa aja jadi bentuk penyangkalan (denial), « Engga gua engga suka ama elo, sukanya ama yang laen. » Kita juga dapat melakukan proyeksi, yaitu mengatakan orang lain yang jatuh cinta pada orang itu, padahal kita yang suka sama dia.
Atau kita katakan bahwa kita membenci orang itu, padahal di dalam hati uiiih suka banget sama dia. Yang kayak gini ini disebut Freud sebagai reaction formation, yakni bentuk mekanisme pertahanan dengan mengubah keinginan dalam bentuk yang berlawanan supaya bisa membentengi perasaan kita yang sesungguhnya.
Satu lagi, kalau lagi jatuh cinta, kita sering memimpikan orang yang kita suka itu. Kenapa begitu? Karena ketika kita menyukai seseorang kita punya banyak keinginan ; pengen dekat-dekatan sama dia, pengen nonton bareng, pengen nyentuh dia, dll.
Keinginan-keinginan semacam ini disebut Sigmund Freud, pelopor psikoanalisis, dengan sebutan id. Nah sayangnya id ini dibatasi oleh superego; hati nurani, norma atau nilai-nilai yang membatasi.
Kita gak bisa dong mencium orang yang kita suka begitu aja, belum tentu dia juga suka. Apalagi perempuan yang seringnya dibilang engga boleh agresif, masa sih kita yang ngajak dia pergi duluan, dsb. Namun hati kita kan juga engga bisa bohong, kita suka banget sama orang ini, tapi gimana dong…
Nah salah satu mekanisme ‘memuaskan’ keinginan ini adalah melalui mimpi. Karena dalam mimpi, kita bebas melakukan apapun yang kita inginkan. Dalam mimpi, id kita mencapai pemenuhan tanpa harus memikirkan si superego.
Oya jangan dipikir psikolog selalu bisa nebak orang yang dia suka itu suka juga atau engga sama dia. Psikolog itu bukan dewa atau paranormal lho. Karena setiap orang, mau psikolog atau bukan psikolog, seringkali engga bisa objektif ketika hal itu menyangkut dirinya sendiri. Ini yang dinamakan dengan bias-bias.
Semakin terlibat kita dalam masalah itu, semakin besar kemungkinan bias kita. Kita seringnya malah salah tebak, kita pikir dia naksir kita ternyata engga. Eh orang yang kita pikir engga naksir, ternyata menyimpan rasa suka yang besaaar banget sama kita. Aaah cinta memang membingungkan sekali ya.
Penulis : ESTER LIANAWATI