Hasil survei Kementerian ESDM 2010 di bawah pimpinan kepala badan Sukyar menemukan ada cadangan minyak dan gas yang terkandung di blok Asmat, bagian selatan, Papua.
Survei yang dilakukan oleh Kementerian ESDM 2010 sebagai bagian dari bagian dari eksplorasi level permukaan yang ditawarkan kepada sektor swasta yang tertarik dengan potensi migas di tanah Papua.
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa cadangan minyak dan gas bumi di blok Asmat ini selama ini tidak terdeteksi karena pemodelan geologi di wilayah Papua tidak berkembang dengan baik. Ia menekankan bahwa wilayah Papua di kawasan timur Indonesia dikenal sebagai perbatasan wilayah perbatasan yang masih sedikit data geologi dan geofisika.
"Sehingga dalam kondisi geologi yang sama, Papua Nugini telah menemukan cadangan mineral dan minyak dan gas dalam skala yang cukup besar," kata Suhyar di Jakarta sebagaimana dikutip oleh Viktor Mambor dari Tabloid Jubi Papua, Februari 2010.
Pada tahun 2010-2014, Kementerian ESDM telah menganggarkan Rp 130 miliar dana APBN untuk kegiatan survei seismik seperti ini. Suhyar mengatakan, jumlah itu juga untuk mendukung kegiatan eksplorasi sumber daya alam.
Wilayah timur Indonesia seperti di kawasan ini telah diproyeksi menyimpan potensi cadangan minyak yang sangat besar, bahkan hingga mencapai 45 miliar barrel oil. Namun hingga kini proses eksplorasi yang dilakukan belum maksimal. Kata Suhyar saat itu, seperti dikutip dari tambang.co.id.
Informasi yang dikumpulkan oleh tim ESDM merupakan gabungan dari survei lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini, merupakan bagian dari eksplorasi namun hanya dalam level permukaan. Untuk selanjutnya menjadi tugas badan usaha yang tertarik dengan potensi migas di tanah Papua.
Karena itu saat ini badan usaha sedang atau mau lakukan survei secara detail. Ini yang harus dicurigai. Karena ternyata Asmat yang selama ini dikenal karena keunikan budayanya, ternyata memiliki cadangan minyak dan gas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa penetrasi kapital, hegemoni negara dan militer adalah tiga komprador yang hadir sebagai monster leviathan hampir di seluruh dunia.
Peradabaan dan kedigdayaan (imperium Islam) nyaris dihancurkan, pusat peradabaan Islam diluluhlantakan oleh Amerika Eropa dan Rusia mulai dari Afghanistan, Irak, Iran, Libya dan Suriah adalah murni faktor perebutan sumber daya alam yang melimpa ruah di Timur Tengah.
Cadangan minyak di delta Nigeria diganggu dengan dihadirkannya Boko Haram peliaraan asing.
Taipan-Taipan China Hoakiau menguasai sebagian besar negara-negara Afrika dengan memelihara bibit konflik dan pembersihan etnis.
Pembantaian 8000 ribu warga muslim Bosnia di Srebrenica 1996 oleh Slobodan, Radovan dkk. Pembersihan Etnik (etnik cleansing/genocida) oleh Akayesu di Ruwanda, pembersihan etnik Rohingya di Myanmar adalah perbuatan minyak di delta Rakhine antara China, Amerika dan Eropa.
Pembantaian warga Campuchea oleh Khemer Merah peliaraan Amerika Serikat karena kehadiran perusagan minyak dunia PT Chevron milik Amerika.
Dan hari ini kita menyaksikan orang-orang Papua mati berantai karena di dalam perut bumi mengandung sumber daya alam yang melimpa. Apakah kematian orang Papua dalam jumlah yang besar ini adalah bagian dari pembersihan etnis secara perlahan (slow motion genosida)?
Saya telah katakan bahwa rentetan kematian bayi sejak tahun 2014 kian tidak terkontrol dan mengancam kehidupan orang Papua. seluruh dunia harus selamatkan nyawa orang Papua sebelum mereka punah dan terancam dinegerinya sendiri.
Penetrasi Kapital, Hegemoni Negara dan Sipil adalah tiga komprador yang hadir bagai Monster Leviathan yang mengancam jiwa manusia dan alam semesta. Wajar jika dicurigai sebagai aktor utama genosida dan ecosida/biosida.
Natalius Pigai
Tokoh nasional asal Papua/Komisioner Komnas HAM RI 2012-2017