Menurut sohibul hikayat di sebuah negeri gemah ripah lohjinawi, yang terletak ditengah samudra Pasifik, pada suatu waktu dipimpin oleh seorang presiden yang tak karuan perilakunya. Bikin rakyatnya pusing, galau atau lesu sehingga mereka harus selalu minum obat kuat atau sakit kepala. Untungnya kini Presiden yang terpilih melalui sayembara itu mulai luntur kesaktiannya dan rakyatpun mulai mengurangi minum obat.
Begini ceritanya...
Presiden itu awalnya adalah seorang lurah disebuah Kadipaten yang jauh dari Istana Raja. Dia berhasil memenangkan sayembara karena juri menganggap orangnya manut dan memiliki tampang lugu. kemudian ia dibina oleh para ksatria tua kerajaan bersama-sama saudagar negeri antah berantah ini untuk diorbitkan jadi pemimpin boneka (presiden).
Presiden negeri nun jauh di tengah samudera itu memang boneka sempurna. Talenta dan kemampuan aktingnya mengalahkan seniman Teater Utan Bambu dan Teater Salaharah. Semua tuntutan skenario dijalankan secara apik. Tak heran jika dulu ia dengan mudah memenangkan sayembara karena pandai menipu.
Seiring berjalannya waktu, kesaktiannya dalam akting menipu rakyat mulai memudar. Banyak akting sandiwaranya ketahuan bohong, banyak rakyat ingat pada janji2 sorga yang diobralnya ketika memenangkan sayembara. Akhirnya ia babak belur dicaci maki, dihujat, dituduh pembohong, penipu bahkan rakyat menyebutnya presiden Kodok.
Tim hore, pasukan bujer, media, LSM, aktivis, kampus, pakar dll yang dulu menjadi benteng kokoh pelindung 24 jam sehari, sekarang sudah rapuh. Jebol di sana sini. Mereka tidak mau bernasib seperti meteor melesat cepat, memukau, lalu menghilang dan terlupakan.
Maka, Presiden karbitan tadi mengubah strategi...
Dia tak mau terus menerus jadi boneka. Dia presiden, dia bisa jadi presiden beneran, bahkan menjadi raja...
"Apa pun kata dunia, aku ini penguasa. Bisa bikin apa saja. Semua musuh akan kusikat. Masih banyak penjilat yang antri merapat".
Strategi Sang Presiden berhasil. Setiap kali dia pecat seorang pejabat, datang 1000 penjilat merapat, me-ngemis2, mengendus, memasang muka semanis cuka.
"Aku bisa bikin pasukan sendiri tanpa harus bergantung pada para ksatria tua serakah", pikir sang Presiden.
Salah satu kekuatan yang sudah tunduk patuh kepadanya adalah Partai Gombel. Ketua Partai Gombel dia kirim ke Penjara Koruptor, dampaknya luar biasa, semua teman dan lawan, sekarang keder ketakutan. Semua mendadak patuh dan memujanya "Baru tahu rasa mereka semua hehe"
Makin lama presiden boneka itu makin mahir cara menggunakan kekuasaan utk kepentingannya, Siapa saja yang berani tegur, kritik, caci maki atau menjadi musuh, disikat habis oleh para hulubalang yang setia, Kini dia tak lagi presiden boneka. Terbayang dia bisa berkuasa selamanya...
Agar bisa berkuasa selamanya, sang presiden harus menutup kesempatan pihak lawan untuk ikut sayembara tahun depan. Majelis Rakyat yang mayoritas sudah ketakutan, dia perintakan mengubah aturan sayembara. Sukses ! Sekarang dia nyaris tak punya lawan tangguh pada sayembara tahun depan.
Sang Presiden semakin pede. Mulai paham mengapa kekuasaan itu memabokan. Sungguh nikmat rasanya menjadi tuhan di bumi, sementara itu para satria tua pencipta presiden boneka, semakin kewalahan dan putus asa Boneka itu semakin pintar, bahkan mau memangsa tuannya...
Presiden boneka ini kini menjelma jadi presiden perkasa. Tak bisa lagi diperintah, disuruh seenaknya. Partai Gajah Merah sudah merasakan pahitnya pembangkangan sang presiden yang dulu dibantu agar bisa ikut sayembara dan menang jadi presiden.
Sungguh dia tak menyangka luar biasa kekuasaan seorang presiden. Benar2 sukar dipercaya...
"Mungkin beginilah rasanya menjadi Dewa", simpul presiden sambil nyengir kuda di hadapan istrinya yang makin cantik rupawan setelah jadi ibu negara.
Malam hari jelang tidur, sang presiden sering berpikir liar. Dia mulai menghitung peluang untuk berkuasa selamanya...
"Sayembara tahun depan bukan masalah. Aku punya segalanya. Puluhan ribu punggawa, ratusan ribu hulubalang, emas perak berlimpah. Aku bisa melakukan apa saja"
Majelis Rakyat telah berhasil ubah aturan sayembara
Skrg presiden minta majelis rakyat ubah beberapa aturan hukum pidana, untuk memastikan agar presiden dihormati, diperlakukan di atas rakyat jelata, suara rakyat yang kritis harus ditutp rapat agar penipuan atau akting bohongnya tak diketahui khalayak. Semua yang kurang ajar, tidak hormat, tidak sopan pada presiden, layak dipenjara.
Sang Presiden tersenyum sendiri memikirkan rencananya. Sebentar lagi aturan hukum pidana disetujui majelis rakyat dan disahkan olehnya "Ini kesempatanku melibas habis siapapun yg menjadi penghalang. Aku pasti bisa berkuasa selamanya", pikir presiden sangat yakin...
Sambil menatap Samudra Atlantik jauh di depannya, Sang Presiden membayangkan berapa banyak musuhnya yg pasti ditangkap setelah aturan hukum pidana baru disahkan....
Makar = mati
Ngenyek = 3 tahun
Cemooh = 5 tahun
Njelekin presiden = 12 tahun "Modar kalian semua !" teriaknya.
Ketika sedang pidato di padepokan negara, tiba2 kunyuk ingusan melompat maju menyodorkan pisang ke mulutnya !
Kurraaaaang ajiiaaar !
Presiden benar2 terhina. Penguasa Samudera, Panglima Tertinggi Laskar Perang Perkasa, Tuan Besar ratusan ribu penjilat istana, Pemegang Kunci Lemari Kekayaan Negara, kok disodorin pisang sama kunyuk ingusan ??!!
Kepala Padepokan Negara harus bertanggungjawab !
Dia turun dari podium kehormatan, bergegas balik kanan. Ratusan punggawa istana bersenjata lengkap tak berguna, tunggang langgang menyusul sang majikan, Para penasihat istana panik, sibuk menyorong mulut berbisik ke telinga presiden...
Sesampai di istana, setelah mandi kembang 7 rupa utk buang sial, Presiden Samudra Atlantik bersabda: "Kirim kunyuk ingusan itu ke neraka !"
Tak sampai satu menit sejak sabda palon memerintahkan pembuangan kunyuk ingusan ke neraka, ribuan telepon presiden berdering di tangan ajudan. Para penasihat istana makin panik. Kali ini kaki mereka berlomba jinjit agar mulut sampai ketelinga presiden: " nsbdhsgshifjd.." Presiden diingatkan bhw aturan hukum pidana belum disetujui majelis rakyat. Masih berlaku hukum yang lama...
Presiden tdk bisa seenaknya kirim kunyuk ke neraka
Bisa bisa malah presiden dimakzulkan
Presiden kaget, marahnya makin menjadi
Wajahnya menghitam kayak kuwali gosong
"Aku ini presiden! Raja kalian! Majikan kalian ! Tuan besar kalian ! Mengapa bisa kalian biarkan dipermalukan, dihina oleh kunyuk ingusan sialan ?!"
"Panggil Panglima Perang, Panggil Panglima Senopati, suruh mereka menghadap aku sekarang juga !" teriak presiden kesetanan. Sepuluh menit berlalu..15 menit lewat Setengah jam ...satu jam...Panglima Perang dan Panglima Senopati tak jua nongol di istana...
Presiden marah bukan kepalang, dia tanya Kepala istana "kemana mereka, kok belum datang juga?!" Kepala istana sibuk telpon sana sini. Akhirnya dapat jawaban :
"Pak Presiden, Panglima Perang dan Panglima Senopati berdua tidak bisa datang ke istana. Beliau sedang shalat jamaah dan lagi acara pengajian. Tidak bisa diganggu", lapor Kepala Istana kepada Presiden....
Judul Asli :
"Alkisah Presiden Orbitan Dengan Akting Yang Sempurna dan Menjadi Adigung Adiguna"
Penulis : Suara Bung Hatta, @GreatPribumi
di edit oleh : Lem Ban Pit, @qentooz
** Cerita atau karangan fiksi adalah cerita rekaan, dimana cerita didalamnya menjadi bermakna dikarenakan daya khayal, angan-angan atau fantasi olah fikir serta ide kreativitas dari pengarang.