Setya Novanto membantah pernyataan Nazaruddin jika Fahri Hamzah terlibat korupsi.

Setya Novanto membantah pernyataan Nazaruddin jika Fahri Hamzah terlibat korupsi.

Pak Fahri orangnya bersih, Selama bekerja bersama Fahri di DPR, saya melihat Fahri tidak pernah memikirkan uang. Saya jamin 1.000 persen Fahri Hamzah tidak akan melakukan hal itu

SetNov

Mantan Ketua DPR RI Setya Novanto membantah pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang menyebut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah terlibat dalam korupsi.

"Pak Fahri orangnya bersih, jadi saya sesalkan juga kalau Saudara Nazaruddin mengatakan demikian. Saya jamin 1.000 persen Fahri Hamzah tidak akan melakukan hal itu," kata Novanto sebelum menjalani lanjutan sidang perkara korupsi KTP elektronik di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (22/2/2018).

Selama bekerja bersama Fahri di DPR, dia melihat Fahri tidak pernah memikirkan uang.

"Iya selama dengan saya menjadi Wakil DPR, kehidupannya hanya untuk bekerja dan bekerja tidak pernh memikirkan uang. Orangnya sangat sederhana kepentingannya untuk rakyat, bangsa, negara dan konsekuen. Itu saja yang saya lihat," ucap Novanto.

Ia pun mengkhawatirkan jika Nazaruddin keliru dengan menyebut nama Fahri Hamzah.

"Ya saya khawatir si Nazaruddin keliru orangnya karena saya tahu tidak ada hubungannya saudara Fahri dengan Nazaruddin selama itu, apalagi cerita-cerita soal itu tidak ada," ungkap Novanto.

Sebelumnya, Nazaruddin meminta agar KPK juga membongkar kasus korupsi lain selain perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP-e.

"Saya akan menyerahkan segera berkas ke KPK tentang korupsi yang dilakukan oleh Fahri Hamzah waktu dia jadi Wakil Ketua Komisi III. Saya akan membuktikan, kalau memang dia bersih dengan bukti saya itu kan, Insya Allah bukti yang serahkan ini cukup untuk membuat Fahri jadi tersangka," kata Nazaruddin.

Nazaruddin mengungkapkan hal itu seusai menjadi saksi untuk Setya Novanto yang menjadi terdakwa dalam kasus dugaan tipikor pengadaan KTP-Elektronik yang merugikan keuangan negara senilai Rp2,3 triliun di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (19/2/2018). (cov)

Ini Kata Fahri Hamzah merespon nyanyian Nazar di kasus E-KTP

Komisi Pemberantasan Korupsi belum tentu akan menindaklanjuti nyanyian Nazaruddin terkait aliran dana korupsi KTP elektronik yang diterima para wakil rakyat.

Seusai persidangan lanjutan korupsi pengadaan KTP elektronik dengan terdakwa Setya Novanto, mantan Bendarahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin mengatakan bahwa dia memiliki bukti korupsi yang melibatkan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.

Menindaklanjuti nyanyian tersebut, Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, keterangan saksi tidak bisa berdiri sendiri karena itu KPK harus melihat apakah ada keterangan saksi lain yang saling bersesuaian.

“Kita lihat juga bukti-bukti lain yang ada kaitannya. Kalau ditemukan ada kesesuaian dengan bukti atau saksi yang lain maka tentu saja itu dapat diperdalam lebih lanjut. Prinsip dasarnya sepanjang buktinya ada dan kemudian bisa dipertanggungjawabkan secara hukum, maka tentu kita akan cermati lebih lanjut,” ujarnya Senin (19/2/2018) dilansir dari laman Bisnis.com

Menanggapi kesaksian Nazaruddin, Fahri Hamzah mengatakan bahwa Nazaruddin paling banyak mengatakan “kita serahkan kepada KPK”. Menurut Fahri, disitulah persekongkolan Nazar dengan KPK sangat mendalam.

“Oleh sebab itulah maka, dapat diambil kesimpulan bahwa yang disampaikan Nazar itu atas kekecewaannya. Ada dua hal yang bikin dia kecewa, pertama asimilasinya yang tertunda karena bocornya dokumen KPK yang menjamin kalau yang bersangkutan tidak menpunyai kasus,” tutur Fahri Hamzah.

Alasan berikutnya, lanjutnya, bocornya dokumen Pansus Hak Angket yang sekarang telah menjadi lampiran laporan tentang ratusan kasus Nazaruddin yang masih disimpan KPK.

Karena itu dia menyimpulkan bahwa persekongkolan Nazar dengan KPK ini telah nenjadi problem keamanan nasional. Itulah sebabnya, dengan berakhirnya kesimpulan Pansus Hak Angket, maka Komisi III dan I menurutnya, layak menimbang persoalan ini sebagai masalah keamanan nasional yang serius.

“Sebab semua peristiwa hukum belakangan ini, terutama penyebutan nama-nama besar termasuk Pak SBY dan keluarganya, nampaknya hasil dari satu persekongkolan yang luar biasa yang substansinya hilang,” tuturnya.
*  
Google
Klik untuk buka komentar sesuai akun Anda

No comments

Komentar anda sangat berguna untuk meningkatkan penulisan artikel